DaerahJawa Timur

Mindo Sianipar Gandeng BBKP Surabaya Gelar Bimtek Daging Ayam Beku dan Daging Olahan Menuju Potensi Ekspor Daging 

×

Mindo Sianipar Gandeng BBKP Surabaya Gelar Bimtek Daging Ayam Beku dan Daging Olahan Menuju Potensi Ekspor Daging 

Sebarkan artikel ini
Mindo Sianipar, BBKP Surabaya, Bimtek Daging Ayam Beku, Daging Olahan, Ekspor Daging 

Mindo Sianipar, BBKP Surabaya, Bimtek Daging Ayam Beku, Daging Olahan, Ekspor Daging 

lenterainspiratif.id | Mojokerto – Anggota DPR RI Komisi IV, Ir. Mindo Sianipar bekerjasama dengan Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya menggelar bimbingan teknis daging ayam beku dan daging olahan di Hotel Raden Wijaya, Kamis (18/11/2021). hal itu dilakukan sebagai langkah meningkatkan potensi ekspor daging ayam serta peningkatan ekonomi kerakyatan.

Peserta bimbingan teknis daging ayam beku dan daging olahan yang diikuti oleh 100 peserta terdiri dari 18 kelurahan di tiga kecamatan Kota Mojokerto, dibuka secara langsung oleh Mindo Sianipar.

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya, Musyaffak Fauzi, menjelaskan potensi ekspor bisa ditingkatkan dengan catatan produsen mampu memenuhi standart internasional.

“Ya, jelas kita kan yang melakukan sertifikasi kesehatan dari produk ayam dan olahannya terdekat, dengan tujuan negara ekspor untuk menerima dan ada jaminan”, katanya.

Musyaffak menyebutkan dari mekanis benih produk ayam tersebut sebelumnya dilakukan proses verifikasi dahulu, “Jelaskan peran dari segi sertifikasi ini bukan hanya kita mengecap tapi ada prosesnya, Kita harus melakukan penilaian Anda terhadap mulai dari penyiapan benihnya sudah sampai di panen ayamnya”, ujarnya.

Adapun kendala untuk ekspor, di katakan bahwa ada beberapa negara yang menyebutkan bahwa hewan ternak unggas tersebut dinilai masih terdapat penyakit Flu Burung.

“Memang yang utama yaitu bahwa negara kita ini negara kita dicap masih berstatus wabah flu burung, banyak negara luar yang tidak berkenan untuk menerima produk unggas kita, tapi ada negara tertentu yang sudah tidak mempermasalahkan”, katanya.

“Status kita bebas Ai (flu burung) dan kita jelaskan peran negara kita, standarisasi perternakan sampai pembibitan sampai jadi, itu kesadaran masyarakat sudah memenuhi supaya tetap memenuhi standart, itu menjaga kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya”, sambungnya.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 21 tahun 2019, tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, tugas perkarantinaan pertanian yaitu melakukan pengawasan keamanan dan pengendalian mutu pangan dan pakan asal pertanian yang dilalulintaskan diwilayah tanah air. Baik ekspor, impor, singgah atau transit serta antar area.

“Khusus untuk ekspor, selain menjadi wajib dengan diberlakukannya Undang-undang perkarantinaan yang baru (UU 21/2019, red), sertifikasi ekspor karantina juga merupakan persyaratan negara tujuan. Dengan demikian ini akan meningkatkan daya saing komoditi kita”.

Adapun tindakan karantina pertanian yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan kesesuaian dokumen, fisik dan setelah dipastikan layak, sehat dan aman maka sertifikat karantina hewan akan diterbitkan oleh dokter hewan karantina yang berwenang.

Selain itu, Ketua Panitia Bimtek yang juga Ketua PDI P Kota Mojokerto H. Santoso menjelaskan Saat ini seratus warga Kota Mojokerto yang menjadi peserta bimtek sejak bulan Maret lalu sudah bisa membuat aneka olahan daging ayam.

Ia berharap nantinya peserta Bimtek terdiri dari mayoritas pelaku usaha kecil ini dapat membuka lapangan usaha sehingga mandiri secara ekonomi terutama di keluarganya masing-masing. “Intinya membentuk kemandirian ekonomi,” pungkasnya.

Senada dengan Santoso,  Ery Purwanti Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Mojokerto mengatakan bahwa bimtek pengelolaan daging ayam beku dan daging merupakan wujud dari upaya pemerintah dalam upaya peningkatan potensi ekspor guna menciptakan ekonomi masyarakat mandiri, modern dan kreatif.

“Pemilihan materi bimtek sebagai wujud ekonomi mandiri, modern dan kreatif selain karena adanya permintaan dari warga Kota Mojokerto juga karena kejelian dari Bapak Mindo Sianipar yang melihat potensi besar yang belum termanfaatkan secara maksimal,” ujarnya. ( Roe )