Jakarta- Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat Irawan Satrio Leksono mengatakan bangsa Indonesia harus meningkatkan rasa syukur pada Allah SWT dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Caranya dengan terus berjuang bagi kejayaan Nusa-Bangsa sehingga kesejahteraan semakin nyata dan masa kegelapan tak pernah lagi kembali.
“Kelahiran Nabi Muhammad SAW mengawali era baru untuk mengakhiri kegelapan di muka bumi. Kita harus memperingatinya dengan menyadari bahwa perjuangan harus terus kita lakukan agar bangsa ini makin sejahtera dan kegelapan tak pernah kembali,” ujar Irawan kepada wartawan di ruang kerjanya Kantor Pusat Partai Demokrat, Selasa (20/11).
Pernyataan itu disampaikan Irawan terkait dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada hari ini.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Mekkah pada tahun 570 Masehi (12 Rabiul Awal).
Setelah diangkat menjadi Nabi dan Rasul pada usia 40 tahun, Muhammad SAW dengan pendekatan penuh keluhuran budi dan ketulusan akhirnya mampu mengakhiri kegelapan di jazirah Arab.
Selanjutnya agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad berkembang pesat di seluruh muka bumi. Kini, sedikitnya 1,25 miliar penduduk dunia menganut agama Islam.
“Kemuliaan dan ketulusan hati Nabi Muhammad SAW akhirnya mendatangkan simpati masyarakat pada saat itu. Tidak hanya masyarakat Arab bahkan masyarakat yang berada di luar jazirah atau semenanjung Arab pun beramai-ramai memeluk agama Islam. Hal ini karena para penganut Islam menunjukkan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari. Zaman jahiliah atau kegelapan berbagai belahan dunia berakhir setelah Islam mengajarkan bahwa manusia harus dipenuhi rasa cinta dan ketulusan pada alam raya,” Irawan menguraikan.
Irawan menegaskan sebagai kader Demokrat yang berideologi nasionalis-religius, Maulid Nabi Muhammad SAW tentu menjadi pengingat bagi dirinya untuk terus meningkatkan ketulusan mengabdi pada bangsa Indonesia.
Pengabdian pada Nusa-Bangsa juga yang menjadi landasan terkuat bagi Irawan untuk berjuang menjadi Anggota DPR-RI dari Dapil Jatim VIII (meliputi Kota/Kab Madiun, Kab Nganjuk, Kab Jombang, Kota/Kab Mojokerto).
Irawan meyakini hanya dengan ketulusan maka masyakarat bisa menaruh kepercayaan pada siapa pun yang ingin menjadi wakil rakyat melalui Pemilu Serentak 2019.
“Bangsa Indonesia berbeda dengan banyak bangsa penganut demokrasi lainnya di dunia barat. Mereka mendapat kepercayaan rakyat karena kecakapannya merebut hati rakyat, tanpa melibatkan sisi religius. Beda hal dengan para politisi Indonesia yang mendapatkan kepercayaan masyarakat tak lepas dari sisi religiusnya. Sebaik apa pun seorang politisi di Indonesia, ia tidak akan mendapat suara dari masyarakat jika tak mempercayai adanya Tuhan, Sang Pencipta alam raya. Itu dikarenakan jiwa nasionalis-religius sesungguhnya terpatri di jantung setiap anak bangsa,” ujar Irawan yang juga Ketua Yayasan Al Ikhlas Djojo Oetomo di Kota Madiun, bergerak di bidang pendidikan dan sosial.
Karena itu, Irawan berharap peringatan Maulid Nabi harus terus dilakukan sehingga masyarakat bisa semakin meningkatkan ketulusannya untuk mengabdi pada Sang Pencipta dan tanah airnya.
“Lewat peringatan Maulid maka kita bisa kembali mengenang perjuangan, keyakinan, dan ketulusan Nabi Muhammad SAW untuk menerangi dunia. Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita pada akhirnya perjuangan yang penuh dengan ketulusan akan melahirkan kemenangan. Tidak ada perjuangan yang sia-sia selama kita terus berada di jalan-Nya. Sebab perjuangan ini kita lakukan bukan untuk kita pribadi tetapi untuk masa depan negara ini. Ketika Nabi Muhammad wafat, mungkin hanya jutaan saja penganut Islam di dunia, tetapi sepeninggalnya miliaran manusia menjadi pengikut setianya,” ujar Irawan mengakhiri perbincangan. (Tim)