Mojokerto – Mbah kamah (85) yang hidup sendirian di rumah berukuran 4×7 meter dengan dinding bambu (gedeg) di Dusun Kletek, Desa Baureno, Kecamatan Jatirejo Hidup Sebatang Kara adalah Mbah Kamah (85), Warga Dusun Kletek Desa Baureno Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto.
Lebih parah lagirumah yang di tempati mvah kamah berdiri di atas tanah saudaranya, Tamah (69).
“Saya kasihan terhadap mbah kamah ini, karena sudah tidak punya apa-apa, makanya biarkan saja tanah saya di tempati. ” Ucap Tamah pada Kamis (28/11).
Selain tanah tempat berpijak rumah dipinjami saudara, terlihat genting rumah mbah Kamah juga sudah banyak yang bocor. Dan arus listrik pun di dapat dari menyambung listrik Musholla.
Dari informasi yang ada , Nenek Kamah masih mempunyai satu orang anak bernama Karnadi yang sekarang tinggal di desa sebelah. Namun entah kenapa Karnadi seolah mengabaikan kondisi rumah Nenek kamah yang sangat memprihatinkan ini.
“Saya punya anak satu namanya Karnadi. Sekarang tinggal di desa Sengkring Kecamatan Jatirejo. Tapi dia jarang kesini. Saat sambang hanya hari raya idul fitri saja. ” Tutur mbah Kamah.
Lebih ironis lagi, meskipun mbah Kamah tergolong warga yang sangat miskin, beliau tidak dapat bantuan program dari Pemdes Baureno.
“Saya kok heran ya, kenapa warga yang hidupnya lebih mapan daripada mbah Kamah malah dapat bantuan dari desa. Tapi kenapa Mbah Kamah sendiri tidak dapat. Padahal beliau ini kehidupan nya sangat miskin. ” Tutur Zakiya yang merasa iba dengan Hidup Mbah Kamah.
Sementara itu Kasdi selaku ketua RT setempat mengatakan, bahwa nama mbah Kamah tidak terdaftar dalam database penerima bantuan dari desa. Ia mengaku bahwa yang menetapkan database penerima bantuan bukan dari Pemdes Baureno tetapi dari Pemda Mojokerto.
“Database penerima bantuan itu yang menetapkan bukan dari desa Baureno, tetapi itu dari Pemda Mojokerto. ” Kilahnya. (rul).