
HALUT – Salah satu program Dinas Komunikasi, Informasi dan Persandian Kabupaten Halmahera Utara (Halut), di tahun anggaran 2018 yaitu pengembangan kapasitas wartawan dengan gelaran pelaksanaan seminar pers di kota Nyiur Melambai alias Kota Manado menuai reaksi kecamanan dari beberapa wartawan yang berkiprah di Halmahera Utara. Salah satunya Arthur, kepada lenteraisnpirasi.com, menyayangkan tata cara berprogram dari Kepala Dinas, Deky Tawaris. Dia menilai, ada indikasi ‘cari untung’ dari pengelola kegiatan, ketika melaksanakan hajatan tersebut.
“Sekarang, saya mau bertanya. Apa output dari kegiatan tersebut. Bukankan dari pengalaman ke pengalaman, kegiatan semacam ini tidak ada dampaknya bagi wartawan. Kalo cuma mau baronda (Jalan-jalan, red) bilang saja baronda”, jangan di kemas dengan bahasa yang sifatnya mendidik pada hal tidak sama sekali, “ketus Arthur berbicara kepada media ini, Jum’at (16/11/2018).
Lebih lanjut dia menambahkan, baiknya sebagai dinas yang memediasi hubungan para kuli tinta dengan Pemerintah Daerah, Diskomifo menetapkan program atau membuat kegiatan yang bisa menguntungkan wartawan dari sisi kualitas. “Sudah saatnya pola dan gaya lama program ‘babaronda’ kita hentikan. Kita jadikan visi dan misi Bupati Halmahera Utara sebagai landasan pijak untuk membangun kualitas wartawan dan masyarakat demi kemajuan Halmahera Utara. Itu yang harus dipikirkan oleh Kepala Dinas, “imbuhnya.
Dalam diskusi santai, Arthur juga menyerahkan sepenuhnya evaluasi kinerja Kadis Kominfo kepada Bupati Halmahera Utara. “Semua kewenangan mengevaluasi, itu tugasnya Bupati. Saya mengharapkan, marilah kita bangun Halmahera Utara dengan hati nurani dan kerja yang sungguh, tanpa memikirkan untung dan rugi, “tutup Arthur. (rey/dit)






