Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Fakta baru terungkap dibalik kematian secara mendadak salah satu santri Ponpes Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto. Rheydinata Satria Reksadana alias RSR (17) ternyata meninggal tepat satu hari sebelum mengikuti lomba akuntansi nasional.
Fakta ini disampaikan Yulianto (42) ayah Rheydinata saat ditemui lenterainspiratif.id di rumahnya di Desa Jambangan, Candi, Sidoarjo pada, Selasa (4/10/2022). Dalam ceritanya, malam hari sebelum meninggal RSR sempat menghubungi dirinya melalui telepon.
Dalam percakapan tersebut, korban meminta do’a kepada ayah dan ibunya agar diberi kelancaran untuk mengikuti lomba akuntansi tingkat nasional yang diselenggarakan salah satu Universitas di Jawa Tengah.
“Malam jam 9 dia telfon untuk minta do’a mau ikut lomba,” ucap Yulianto.
Yulianto melanjutkan, Rheydinata berhasil memasuki semi final dalam lomba akuntansi tersebut. Rencananya, lomba itu akan ia ikuti secara online pada hari Sabtu 1 Oktober 2022, tepat satu hari setelah dirinya meninggal.
“Lombanya Sabtu digelar oleh Universitas Sebelas Maret Solo,” lanjutnya.
Meski begitu, Yulianto mengaku jika pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian anak sulungnya itu. Dirinya juga menyebutkan jika RSR meninggal secara wajar.
“Soalnya tanda kekerasan tidak ada, kalau keracunan makanya juga sama-sama,” ucapnya.
“Tapi kalau di rumah sudah tidak ada tamu kadang saya dan istri saya sering menangis berdua, teringat almarhum,” pungkasnya.
RSR (17) dinyatakan meninggal pada Jumat (30/9/2022). Korban yang saat itu melakukan KBM di kelas 12 ruang 5 tiba-tiba tersungkur dari bangkunya.
Waktu terjatuh ini korban juga mengalami kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.
Para guru dibantu siswa lainnya akhirnya membawa korban ke RS Sumberglagah untuk mendapatkan pertolongan. Hanya saja sesampai di rumah sakit, korban sudah dinyatakan meninggal.
“Betul, saat diruang kelas waktu belajar. Korban duduk kemudian terjatuh dan kejang-kejang. Benar (Mulut korban mengeluarkan busa),” ucap Kapolsek Pacet AKP Amat. (Diy)