Peristiwa

Kota Mojokerto Raih Predikat Terbaik Penanganan Stunting se-Jawa Timur

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menerima penghargaan penanganan stunting terbaik se-Jawa Timur pada Harganas 2025.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menerima penghargaan penanganan stunting terbaik se-Jawa Timur pada Harganas 2025.

Mojokerto, LenteraInspiratif.if – Upaya kolaboratif Pemerintah Kota Mojokerto dalam menangani stunting membuahkan hasil membanggakan. Kota Mojokerto berhasil meraih peringkat pertama dalam Penilaian Kinerja Pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) se-Jawa Timur tahun 2025.

 

Penghargaan tersebut diserahkan kepada Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, dalam rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 yang digelar di Dyandra Convention Center, Surabaya, Selasa (1/7/2025).

 

Kota Mojokerto mencatat skor tertinggi, yakni 132 poin, dalam ajang yang dinilai langsung oleh tim panelis independen. Capaian ini menempatkan Mojokerto di atas Kabupaten Kediri dan Kota Surabaya yang masing-masing menempati posisi kedua dan ketiga.

 

Wali Kota Mojokerto, yang akrab disapa Ning Ita, mengungkapkan penghargaan ini merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran pemerintah, kader kesehatan, serta dukungan lintas sektor dan masyarakat.

 

“Ini bukan semata-mata soal prestasi, tapi penegas komitmen bahwa penanganan stunting harus berlanjut dan diperkuat,” ujar Ning Ita.

 

Ia menambahkan bahwa Pemkot Mojokerto menerapkan pendekatan lintas sektor atau “keroyokan”, mulai dari intervensi pemenuhan gizi balita hingga edukasi menyeluruh kepada calon pengantin, ibu hamil, hingga keluarga muda.

 

“Saat ini, dua kelurahan di Kota Mojokerto sudah dinyatakan bebas stunting, yakni Purwotengah dan Meri,” papar Ning Ita.

 

Penilaian PPPS didasarkan pada delapan aksi konvergensi, mulai dari analisis situasi, penyusunan rencana kegiatan, rembuk stunting, penguatan regulasi, pembinaan kader, sistem manajemen data, publikasi hasil pengukuran, hingga evaluasi kinerja tahunan.

 

Kota Mojokerto telah melewati dua tahap penting dalam penilaian, yakni review dokumen pendukung dan presentasi langsung di hadapan tim panelis.

 

“Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPBGM) per Mei 2025, prevalensi stunting di Kota Mojokerto berada di angka 1,42%, atau hanya 82 kasus. Angka ini merupakan salah satu yang terendah di Provinsi Jawa Timur,” pungkas Ning Ita. (Roe/adv)

 

 

Exit mobile version