DaerahPolitik

Ketua DPW PKS Maluku Utara Mengutuk Pelaku Bom Bunuh Diri Di Surabaya

×

Ketua DPW PKS Maluku Utara Mengutuk Pelaku Bom Bunuh Diri Di Surabaya

Sebarkan artikel ini

foto : ridwan husen, ketua dewan pimpinan wilayah partai keadilan sejahtera maluku utara.

Maluku Utara, Lentera Inspiratif.com
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Maluku Utara, mengutuk keras pelaku bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Pasalnya, aksi yang mereka lakukan merupakan bukanlah ajaran dari umat yang beragama, khususnya agama islam. Karena dalam umat beragama apapun, tidak dibenarkan untuk saling membunuh dan menebar kekacauan.

Apalagi aksi yang mereka lakukan itu, berada di tempat ibadah. Sehingga atas dasar itulah, bisa merusak kerukunan umat beragama dan perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa.

Teror bom yang berada di gereja wilayah Surabaya, pelaku orang tua yang melibatkan empat anaknya. Ditambah lagi, korban anak berinisial Ais (8) yang berhasil selamat dari bom bunuh diri dipintu gerbang Mapolrestabes Surabaya.

“Saya mengutuk keras tindakan perbuatan yang mengorbankan anaknya sendiri. Apalagi tindakan yang tak manusiawi itu mengatasnamakan agama,  “tegas Ridwan Husen, Ketua DPW PKS Maluku Utara, saat ditemui di kantornya, Selasa (15/05/2018).

Sambil berkaca-kaca, Ridwan Husen mengungkapkan, betapa kejamnya orang tua yang membawa anaknya dalam aksi teror. Diketahui, dalam teror di GKI Diponegoro, pelaku Puji Kuswati membawa dua anak perempuannya. Sedangkan, dalam serangan di Gereja Santa Maria, dua anak lelakinya membawa bom dengan sepeda motor. Dan untuk ayahnya (Dita, red) melakukan pengeboman di gereja Pantekosta, Jalan Arjuna.

“Saya sudah kehilangan kata-kata untuk menyampaikan hal ini. Karena atas kebiadan orang tua, anak menjadi korban, “jelasnya.

Ridwan Husen menambahkan, atas peristiwa teror bom yang menimpah saudara – saudara di Surabaya, dirinya turut berbela sungkawa.

“Saya turut berbela sungkawa atas kejadian itu. Serta, semoga para keluarga yang ditinggalkan, selalu diberi ketabahan. Dan sekali lagi saya tegaskan, saya mengutuk keras pada pelaku bom bunuh diri. Karena itu merupakan tindakan yang biadab dan keji, “pungkas Ridwan Husen.

Seperti diketahui, tiga teror bom terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Pengeboman pertama terjadi pukul 07.13 WIB, di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Minggu (13/05/2018). Kemudian disusul ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno. Terakhir di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro 146 di Jalan Raya Diponegoro.

Malam hari sekitar pukul 21.20 WIB, bom lain meledak di rusunawa kawasan Wonocolo, Sidoarjo. Tiga orang yang diduga pelaku tewas yaitu Anton (47) beserta istrinya, Puspita Sari (47), dan anak pertamanya, LAR (17).

Pada Senin (14/05/2018) sekitar pukul 08.50 WIB, Surabaya kembali diguncang bom. tepatnya di depan Polrestabes Surabaya. Polisi menyebut aksi ini dilakukan empat pelaku yang berboncengan dua motor. (alif/dit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner BlogPartner Backlink.co.id