proses pengerjaan kerajinan fiber
Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Perubahan pembangunan di Kota Mojokerto yang menonjolkan spirit of Majapahit baik di lingkungan pemerintah, swasta dan masyarakat membawa berkah bagi usaha kecil kerajinan fiber.
Seperti usaha yang digeluti Nugroho (62) pemilik Fiber Art bisa dibilang kini menjadi usaha yang menjanjikan dan menghasilkan cuan yang mengiurkan. Geliat usahanya begitu terasa, pesanan dan order untuk ornamen khas Majapahitan mengalir deras. Tak pelak pundi-pundi cuan juga masuk ke kantong pria berambut putih ini.
Berlokasi di Jalan Majapahit, Miji Gang 4 Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto ini, di sebuah tempat yang dijadikan sebagai produksi fiber menggunakan nama “Tawang Lintang”, Nugroho bersama beberapa anak buahnya dengan cekatan mencetak ornamen khas Majapahitan.
Dibidang kerajinan fiber, Nugroho telah dikenal luas, bisa dibilang di Kota Mojokerto ia merupakan master di bidangnya. Memulai usaha sejak tahun 2000, hingga kini banyak ornamen khas Majapahitan sudah ia hasilkan seperti lambang surya Majapahit yang ditempel di beberapa kantor dinas, beberapa souvenir berupa tugu, kapal pinisi dan ornamen Majapahitan lainnya.
“Diakui dengan pembangunan Kota Mojokerto berkonsep Spirit of Majapahit, pesanan mengalir,” katanya, Rabu (22/2/2023).
Di bengkel seninya lanjut Nugroho ia bersama anak buahnya mengerjakan berbagai ornamen Majapahitan yang kini sedang di gandrungi masyarakat. Tak hanya pasar lokal, hasil kerajinannya sudah ia ekspor hingga manca negara seperti Jepang, Malaysia, Singapura. Kemudian Afrika Selatan, untuk Eropa seperti Yunani, Jerman, Belanda, Prancis, Italia dan Firlandia. Terus Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Australia,” terangnya.
Dari berbagai order yang masuk itu, ia mampu menghasilkan pundi-pundi cuan yang mengiurkan. Ia mengaku dalam setahun bisa mendapatkan penghasilan mencapai Rp 600 juta hingga Rp 800 juta.
“Dukungan pemerintah sangat membantu berlangsungnya usaha ini. Dengan semakin banyak tempat pemerintah, swasta dan masyarakat di Kota Mojokerto menggunakan kerajinan fiber terutama ornamen Majapahitan,” terangnya.
Selain berkat order dari Pemerintah, pria berkacamata ini juga memasarkan hasil produknya secara online. Ia juga menggunakan media sosial seperti Instagram dan Marketplace agar semakin luas dikenal masyarakat.
“Semakin bangga jika ada order dari luar negeri, secara tidak langsung nama Kota Mojokerto juga ikut terangkat dan semakin banyak yang tahu sehingga akan datang kesini,” katanya.
Ia juga melayani pesanan secara off line di tempat produksi salah satunya di Kota Mojokerto. “Memang ada juga di luar kota namun pusatnya ada di Kota Mojokerto,” tambahnya.
Nugroho menjelaskan kerajinan fiber yang sering ia buat ada berbagai macam diantaranya patung, handicraft, kerajinan-kerajinan kecil dan barang-barang lainnya.
“Kisaran harga yang dijual juga relatif mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 190 ribu dengan ukuran tertentu dan tergantung tingkat kesulitan,” imbuhnya.
Untuk meningkatkan omset produksinya, Nugroho mengaku menjalin hubungan kerja sama dengan tamu-tamu dari bali, pengusaha-pengusaha, cargo (tempat penitipan barang) serta dinas-dinas terkait.
“Total kerajinan yang sudah dibuat sudah mencapai ratusan hingga ribuan,” katanya.
Ia juga sering mendapatkan pesanan dari dinas-dinas terkait yang setiap tahunnya mengadakan pengadaan barang. Kini ia juga sedang mengerjakan Tugu Tribhuwana Tungga dewi dan maskot Mojokerto yaitu Surya Majapahit, Kapal pinisi Khas Majapahit dan beberapa ornamen lainnya yang kini sudah terasang di sudut-sudut Kota Mojokerto. ( Roe )
