Maluku Utara

Kelompok Hijau Merah dan Lepa Boeng Sesalkan Kerja SP PT. NHM

×

Kelompok Hijau Merah dan Lepa Boeng Sesalkan Kerja SP PT. NHM

Sebarkan artikel ini
PT NHM,
Ketua Kelompok Hijau Merah, Yano Tidore dan Wakil Ketua Lepa Boeng

Lenterainspiratif.id | Halut – Sesuai pemberitaan di salah satu media online dengan menyebutkan bahwa Social Performance (SP) PT. NHM akan membuat pilot project di bidang pertanian. Proyek percontohan dilaksanakan di Kecamatan Kao Utara, Desa Pediwang, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), pada Rabu (10/08/2022) kemarin.

SP PT NHM mendapat tanggapan dari Ketua Kelompok Hijau Merah, Yano Tidore, yang juga sebagai subjek dari kelompok petani tersebut. Menurut Yano, bicara tentang pilot projek jauh sebelum tanaman bawang itu panen, sehingga kata Dia, kenapa pada saat panen raya teman-teman dari SP PT. NHM turut hadir dan mengambil dokumentasi, kemudian di sebarkan ke mana-mana yang kelihatannya seolah-olah itu adalah bagian dari kelompok binaan SP.

“Yang perlu publik tau, bahwa pupuk yang di janjikan plus fasilitas pertanian tidak direalisasi sama sekali,. Makanya secara prinsip, dalam pikiran kami bahwa SP PT. NHM paham betul terkait kelompok binaan. Bahkan ada pernyataan yang keluar dari manager SP PT. NHM, bahwa kelompok binaan itu perlu dilakukan pendampingan secara total, sampai kelompok itu benar-benar mandiri,” ujarnya.

Tetapi kata Yano, pada saat pihak kelompok mengalami kendala dalam proses perawatan (kehabisan pupuk), karena menurutnya, harga pupuk dan BBM melambung tinggi, sehingga ketersediaan kelompok tani habis, dan Yano bilang, pihak kelompok tani, sempat mengadu ke pihak SP, Kristian Muloko dan Managernya, Hansed Lassa, melalui Via WA maupun secara langsung (tatap muka).

Ketua Kelompok ini pun menyindir, bahwa di saat panen raya tersebut pernah di janjikan, terkait dengan pilot project yang di programkan setelah panen bawang merah tersebut, namun tidak ada kejelasan sama sekali. Tetapi di berbagai media dengan foto pada saat panen, seolah-olah itu semua hasil binaan SP PT. NHM.

“Sejujurnya, kami sangat kecewa dengan apa yang di lakukan oleh pihak SP PT. NHM, kami menganggap bahwa foto hasil dokumentasi pada saat panen hanya menjadi jualan semata, tetapi realitasnya tidak seperti itu. Yang kami dapatkan hanyalah janji, janji dan janji,” sesalnya.

Lebih lanjut, pria yang berkerja sebagai pendamping Desa di Kao Utara, menyesalkan apa yang di lakukan teman-teman dari SP PT. NHM, dapat menimbulkan kecurigaan berbagai-macam dalam kelompok Hijau Merah. Dan itu sangat mengancam internal dan solidaritas pihak kelompok tani.

Disisi lain, dengan melihat problem yang ada, secara spontan Wakil Ketua Umum Lembaga Pemuda Adat (LEPA BOENG), Rovin Djinimangale, membuka suara dengan menyebutkan bahwa masalah yang terjadi tersebut di wilayah adat Boeng.

Jadi menurut Rovin, hal semacam ini bukanlah hal baru, namun ini adalah hal yang bertahun-tahun tidak bisa di selesaikan. Kinerja SP. PT NHM selalu saja mengundang masalah di wilayah lingkar tambang.

“Kami juga melihat apa yang di lakukan oleh teman-teman SP pada saat panen. Hasil dokumentasinya kemana-mana, dan kami menganggap bahwa itu adalah bagian dari langkah maju di bidang pertanian. Tetapi setelah di cross check, opini yang di bangun sangat berlebihan dan itu tidak sesuai dengan realitas. Tetapi realitasnya adalah mereka hanya numpang foto dan jadikan hasil dokumentasi sebagai jualan, seolah-olah berhasil di bidang pertanian,” terangnya.

Sambungnya, sebagai Wakil Ketua LEPA BOENG sangat kecewa dengan apa yang di lakukan oleh pihak SP PT.NHM.

 

Artinya, kata Dia, sudah bertahun-tahun masalah yang ada di depan mata tetapi tidak bisa di pecahkan, kemudian selesaikan. Menurutnya, dengan wajah-wajah baru yang ada di Departemen Social Performance, pihaknya, menganggap sebagai spirit baru yang bisa merubah bobroknya SP PT. NHM tetapi itu semua jauh panggang dari api.

“Akan tetapi penambahan personil di Departemen SP, tidak membawa dampak positif sama sekali, seharusnya dengan adanya anggota SP di masing-masing Desa itu sangat mempermudah kerja-kerja di masing-masing bidang. Prnambahan personil di masing-masing Desa hanya menambahnya jumlah upah karyawan, tetapi tidak membawa dampak apa-apa terhadap masyarakat lingkar tambang,” tegas Rovin.

 

Rovin berharap, dengan melihat masalah seperti ini yang sudah berulang-ulang terjadi, Hi. Robert sebagai Direktur dan juga Owner, harus lebih ketat dan tegas dalam mengontrol kerja-kerja karyawan, jangan sampai membahayakan eksistensi perusahaan itu sendiri.

 

“Karena janji-janji yang di sampaikan akan menjadi BOM waktu bagi masyarakat lingkar tambang,” tutup Rovin. (TT).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *