
Mojokerto – Sejumlah warga Desa Suwaluh, Kecamatan Balongbendo, lakukan gerakan tanam pohon pisang di jalan utama Surabaya-Mojokerto, Minggu (20/1/2019).
Penanaman pohon pisang ditengah jalan ini menggantikan drum-drum bekas minyak tanah yang dipasang dua hari sebelumnya didepan mini market Annisa sebagai tanda bahaya akibat kerusakan jalan yang tak lebih sebagai anak tiri pasca beroperasinya tol Surabaya-Mojokerto.
Aksi ramai-ramai menandai jalan rusak ini digelar warga Desa Wonokupang yang terletak 3 km ke barat dari Desa Suwaluh. Warga menempatkan karung-karung berisi pasir pada jalan yang berlubang.
Parahnya, pihak yang berwenang membawahi wilayah mulai jalan By Pass Balongbendo – Mojokerto-Gempol hingga Kertosono tak hadir di wilayah tugasnya. Pihak Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) Metropolitan II bahkan tak menjawab ketika dikonfirmasi wartawan melalui jaringan sosial media miliknya.
Kondisi Jalan jalan Mayjen Bambang Yuwono kini makin memprihatinkan. Kerusakan jalan tersebut hampir merata mulai dari By Pass Balongbendo – Desa Bakung Pringgodani. Kondisi ini juga terjadi ketika memasuki wilayah By Pass Mojokerto hingga Trowulan. Hampir setiap hari jalan ini meminta tumbal pengguna kendaraan bermotor roda. Apalagi jika malam hari saat hujan tiba, sering terjadi laka lantas.
“Kecelakaan tunggal di Balongbendo ini akibat jalan rusak, ” ujar Aries M, seorang aktivis kemanusiaan di sebuah media sosial.
Sementara itu Moch. Anwas salah satu pengendara yang sering melalui jalan tersebut mengaku heran dengan kerusakan ruas jalan nasional, kenapa tidak kunjung di perbaiki kembali, apakah nunggu harus ada korban.
Kepala Urusan TU, Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) Metropolitan II Soegito yang membawahi Balongbendo Barat, Mojokerto-Gempol dan Kertosono enggan menjawab ketika dikonfirmasi.
Padahal tahun ini Satker ini memiliki 4 paket pekerjaan senilai Rp 28 miliar, Rp 32 miliar, Rp 46, miliar dan Rp 6 miliar untuk pelebaran jembatan Parengan, Bangsal serta pembenahan 17 jembatan. (ro)





