Daerah

Penyelamat Jemaat Gereja Eben Haezer Mojokerto Selain Riyanto Banser

×

Penyelamat Jemaat Gereja Eben Haezer Mojokerto Selain Riyanto Banser

Sebarkan artikel ini

Foto : Alm Riyanto dan Aiptu Agus Tugas prayotno handoko

lenterainpiratif.id | Mojokerto –Teror Bom 24 Desember 2000 tepatnya 19 tahun lalu, masih di ingat betul oleh Aiptu Agus Tugas prayotno handoko yang saat ini masih aktif di Polres Mojokerto dengan sedikit matanya berkaca kaca, ia menceritakan tahap demi tahap kejadian yang ada di Gereja Eben Haezer Mojokerto,  Jalan Kartini No 4, Kota Mojokerto. saat malam natal.

Dikediaman nya Kelurahan Pulorejo-Prajurit Kulon -Kota Mojokerto, Jumat (13/12). Aiptu Agus Tugas prayitno handoko saat itu masih berpangkat Serma dan bertugas di Polsek Prajurit Kulon di bagian Bataud (Bintara tata urusan dalam ), saat itu kebetulan mendapatkan tugas pengamanan digereja Eben Haezer, dibantu oleh 5 Banser yaitu Subandi, wulyadi, amir, suhardi, Riyanto dan juga Ketua Banser Kota Mojokerto Bambang purwanto.

Saat jemaat gereja sedang menjalankan ibadahnya, tiba-tiba Riyanto membawa bungkusan tas kresek dan dilaporkan kepada saya, “Pak ini ada benda sepertinya milik PLN yang ketinggalan, Agus menirukan kata Riyanto. Saat itu dikiranya benda milik PLN sebab banyak rangkaian kabel dan saya pun juga belum mengenal rangkaian Bom,” ungkapnya.

,” Setela saya amati benda tersebut mencurigakan, ada beberapa rangkaian kabel, ada serbuk mercon, ada banyak paku yang masih kelihatan baru, dan yang lebih mencurigakan bahwa Bom rangkaian tersebut ada suara detak jam.

Sontak saja saat itu saya bertetiak sekeras kerasnya memberikan Komando ,” lari semua awas bom tiarap … tiarap…. tiarap Bom , lari semua, ayo tiarap …!!Namun Saudara Riyanto tetap memegang benda tersebut lalu memasukkan dalam bak air yang ada di depan Gereja, saat itu juga Bom meledak, dan saya ikut terpental dari getaran Bom hingga 15 meter.

,” Meski saya terpental hingga 15 meter Alhamdullilah saya masih selamat, yang saya rasakan hanya tulang punggung saya nyeri akibat terpental dan jatuh dalam posisi duduk.

Saat itu saya masih melihat ada Bom lain yang belum meledak, ada dibawah kolong becak tepatnya di depan gereja, dengan keadaan kesakitan dan baju dinas yang penuh dengan lumpur saya harus mengamankan lalu lintas di pertigaan jalan Kartini sebelah barat harus saya hentikan, jangan sampai ada pengguna jalan lewat jalan Kartini.

Lebih lanjut Aiptu Agus menceritakan pasca kejadian tersebut, dia dirawat dirumah sakit Polda Jawa Timur selama lima bulan, dan harus menjalani perawatan tulang punggung yang sampai saat ini tetap dideritanya seumur hidup.

Agus menambahkan akibat Bom tersebut ia mengalami cacat permanen selain pendengaran telinganya tak normal tulang punggungpun tak bisa sembuh total.

Agus mengaku dari kejadian ini, Ia sempat diberi hadiah Kapolda Jawa Timur saat itu, yakni berupa seperangkat alat Sholat dan uang sejumlah 50 juta, sedangkan dari pihak polres Kota Mojokerto maupun dari Pemkot Mojokerto belum pernah memberikan Hadiah sama sekali, ” pungkas Agus.

Dari beberapa cerita sebelumnya, bahwa Banser NU Riyanto merupakan salah seorang anggota Banser dari 4 anggota Banser yang ditugaskan mengamankan gereja oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor Mojokerto.

Saat itu Riyanto bersama petugas pengamanan gereja dan Polsek menemukan bungkusan mencurigakan di dalam gereja dan Iapun memberanikan diri membuka bungkusan tersebut, ternyata bungkusan itu adalah bom. terlihat percikan api dari dalam bungkusan, dengan teriakan yang sangat keras Riyanto berteriak “Tiarap”. Ia berusaha membuang bom keluar agar tidak meledak di dalam gereja yang saat itu penuh jemaat Natal.
Bom dilempar keluar oleh Riyanto ke tempat sampah saat itu tetapi terpental dan dengan cepat mengambil kembali bom itu untuk dibuang lebih jauh lagi dari gereja.
Namun, Bom meledak di pelukan pemuda NU berusia 25 tahun ini. Dan iapun gugur di tempat dengan kondisi jari-jari dan wajah yang menyedihkan. Demi melindungi jemaat gereja, yang tidak seiman, yang tidak seagama dan yang tidak ada hubungan keluarga namun mereka adalah satu kesatuan yaitu bangsa indonesia.
Gus Dur pernah berkata, “Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan. Semoga dia mendapatkan imbalan sesuai pengorbanannya,”_ ucapnya. (roe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *