
Lenterainspiratif.id, MOJOKERTO – Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Mojokerto membuat peternak di Mojokerto rugi. Mereka terpaksa menjual ternak dengan harga murah karena terpapar wabah ini.
Seperti yang dialami LI (62) peternak di Desa Kedungsari Kecamatan Kemlagi, dirinya terpaksa menjual murah ternak sapi semata wayangnya karena terjangkit PMK.
Padahal, dia akan menjual ternakan miliknya pada momen Idul Adha. Namun rencananya terpaksa diurungkan dan harus merugi sekitar Rp 2 juta dari penjualan tersebut.
“Ruginya sih sekitar 2 juta. Itu belum ngarit (cari makan) nya,” jelasnya pada, Sabtu (14/5/2022)
Selain itu, salah peternak asal Desa Suruh Kecamatan Dawarblandong BG (23) juamga mengaku menjual murah sapi miliknya usai terjangkit PMK.
“Takut keburu mati terpaksa dijual murah,” ucapnya.
Tidak hanya dirinya, BG juga mengaku jika para peternak di desanya banyak yang menjual rugi sapi miliknya. Sedikitnya sekitar 10 peternak menjual ternak mereka denga merugi 5-6 juta. “Dijual rugi soalnya banyak yang mati,” aku BG.
Selain itu dalam pengakuan Ketua Kelompok Tani Tenanan, Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong mengatakan jika mereka terpaksa menjual ternak sapi mereka dengan harga Rp 23 juta. Padahal harga normal hewan ternak ini, Rp30 juta.
“Warga yah panik, jadi yah mulai di jual. Ada aja yang beli, tapi yah rugi,”ujarnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Mojokerto kini telah menjangkit 1.076 Sapi dari populasi sapi sebanyak 19.542 pada, Jumat (13/5/2022). Sementara itu, sebanyak 88 ekor dinyatakan sembuh dari penyakit PMK ini.
Selain itu, sapi yang mati karena PMK mencapai 14 ekor. Sedangkan sapi yang dijual oleh pemiliknya menjadi 7 ekor dan yang potong paksa menjadi 7 ekor. (Diy)