Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Hasil autopsi bayi yang ditemukan tak bernyawa oleh santri di sungai Desa Mojogeneng, Jatirejo, Mojokerto, dari RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo, menyebut bayi perempuan itu diduga kuat dianiaya terlebih dahulu hingga tewas baru di buang ke sungai.
“Karena pada paru-parunya tidak ada air sama sekali. Berdasarkan hasil autopsi, bayi tersebut sudah meninggal sebelum dibuang ke sungai,” kata Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander, di Mapolres Mojokerto, Jalan Gajah Mada, Mojosari, Kamis (3/6/2021).
Pencarian orangtua bayi itu pun saat ini tengah dilakukan oleh tim gabungan Satreskrim Polres Mojokerto dan Polsek Jatirejo.”Kami berupaya maksimal untuk mengungkap kasus tersebut,” terang Dony.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo menuturkan berdasarkan hasil autopsi, bayi perempuan itu lahir pada usia kandungan 8-9 bulan. Ia memastikan bayi malang itu bukan korban aborsi karena lahir dalam kondisi hidup.
“Saat lahir, bayi keadaan hidup,” ungkapnya.
Bayi tersebut diduga kuat dianiaya hingga tewas setelah dilahirkan, hal itu diperkuat dengan adanya temuan luka memar di pipi kanan dan kiri korban.
“Tampak warna kebiruan pada pipi kanan dan kiri akibat kekerasan tumpul pada wajah. Pada saat dibuang ke sungai, bayi bisa dalam keadaan sudah mati yang diakibatkan kekerasan,” tandas Andaru.
Sebagaimana diberitakan, dua santri Ponpes Bidayatul Hidayah, Fuad (19) dan Nadif (19), menemukan mayat bayi saat hendak BAB di sungai sungai sekunder Desa Mojogeneng, pada hari Senin (31/5), sekitar pukul 05.30 WIB.
Bayi berjenis kelamin perempuan itu ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, tanpa mengenakan pakaian, dan tali pusar masih menempel pada perutnya. ( diy )
