HALUT – Anjloknya harga kopra yang ada di Maluku Utara, khususnya Halmahera Utara, membuat masyarakat Desa Mamuya, Kecamatan Galela Induk, blokir jalan utama Galela – Tobelo. Aksi yang dilakukan oleh masyarakat Desa setempat, merupakan bentuk kekecewaan terhadap pemerintah.
Pasalnya, sudah lama harga kopra mengalami keterpurukan, namun sejauh ini masyarakat menganggap Pemda hanya diam. Bahkan, solusi yang ditawarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Halmahera Utara (Halut), pada masyarakat belum ada sama sekali.
Demonstrasi yang digelar dengan menutup akses jalan raya ini, masyarakat Desa Mamuyu, khususnya meminta Bupati Halmahera segera mencarikan solusi agar harga kopra mengalami kenaikkan.
“Sengaja kami tutup jalan raya ini, karena agar Bupati Frans Manery, bisa memberikan solusi pada rakyat Halmahera Utara. Kami sudah tak mampu lagi, sehingga cara inilah yang bisa kami lakukan agar aspirasi kita didengar oleh Bapak Bupati, “beber Nelman Dawile, warga desa setempat, Senin (19/11/2018).
Dampak dari anjloknya harga kopra sangat berpengaruh pada masyarakat. Sebab, masyarakat Halmahera Utara, bergantung pada pemenuhan kebutuhan ekonomi melalui tanaman kopra.
“Jika ini terus berlanjut dan tak ada kenaikkan harga kopra, maka anak-anak kami sudah tak bisa untuk sekolah lagi. Untuk makan saja susah, apalagi untuk menyekolahkan anak, “terangnya.
Untuk itu, masyarakat Halmahera Utara berharap, agar pemerintah secepatnya menangani persoalan ini. “Pemerintah seharusnya dengan cepat memberikan solusi pada masyarakat. Dan saya rasa, kinerja pemerintah ini sangat lambat. Padahal ini adalah persoalan yang mendasar. Kalau tidak ada solusi yang diberikan, maka masyarakat akan semakin menderita, “pungkasnya. (rey/dit)