Peristiwa

Harga Kedelai Meroket, Perajin Tempe di Surabaya Mogok Produksi

×

Harga Kedelai Meroket, Perajin Tempe di Surabaya Mogok Produksi

Sebarkan artikel ini
perajin tempe
Salah satu perajin tempe di Surabaya

perajin tempe
Salah satu perajin tempe di Surabaya

Lenterainspiratif.id | Surabaya – Harga kedelai yang meroket sejak dua pekan terakhir membuat para perajin tempe di Surabaya melakukan mogok produksi selama tiga hari ke depan.

Hal itu dilakukan sesuai dengan surat edaran 01/PPT/JATIM/II/2022 yang di kirim kepada perajin tempe se-Surabaya.

“Benar, itu sudah keputusan dari pusat yaitu KOPTI (Koperasi Pengrajin Tahu Tempe Indonesia). Dari pengrajin tempe ikut agar harga kedelai impor sebagai bahan baku kembali turun,” kata Sudono, salah satu pengrajin tempe di Surabaya saat dikonfirmasi, Senin (21/2/2022).

Sudono mengatakan, jika harga kedelai yang semula hanya Rp9.200 kini menjadi Rp12.000 lebih per kilogramnya.

“Itu harga dari distributor yang mendatangkan kedelai impor dari Amerika Latin seperti Brazil. Ini aja saya nggak produksi,” jelasnya.

Sementara itu salah satu pedagang sayur keliling, Misa menyebut ia terpaksa tidak menjual tahu dan tempe untuk sementara waktu karena ada aksi mogok produksi.

“Nggak dulu (jualan tempe) mas. Katanya juga lagi nggak produksi. Ibu-ibu juga tanya, tapi nggak dulu. Saya ambil untung sedikit, ibu-ibu nawar. Rugi toh mas,” ujarnya.

Sebenarnya, tidak hanya kenaikan harga kedelai impor saja yang membuat para pengrajin tahu dan tempe di Surabaya merana. Namun sejak Pandemi Covid-19 juga mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.

“Dulu sebelum pandemi, saya bisa mempekerjakan orang untuk membantu membuat tempe. Tapi sekarang tidak bisa lagi sejak pandemi Covid-19,” kata Rohman salah satu perajin tempe di Surabaya.

Ia mengatakan setiap hari kini hanya mampu memproduksi setengah kuintal kedelai impor dari Amerika Latin karena tidak lagi memiliki pegawai.

“Setiap hari, 21 ton tempe masuk ke pasar di kawasan Jagir, Surabaya dari ratusan pembuat tempe. Tapi sekarang turun karena pandemi,” ujarnya. (Fi)