Lenterainspiratif.com, NGANJUK — Kenaikan cabai di Kabupaten Nganjuk mengakibatkan turunnya omzet penjual. Lantaran pembeli mengurangi jumlah pembelian.
Harga cabai rawit mengalami kenaikan signifikan, harga cabai rawit yang sudah mencapai Rp 75 ribu per kilogram di tingkat grosir dan Rp 100 ribu di level eceran. Kenaikan harga cabai ini diduga karena stok di petani sudah sangat menipis lantaran musim hujan.
Kondisi ini meresahkan para pedagang, seperti terjadi di Pasar Sukomoro, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.
Adapun cabai yang naik, di antaranya cabai merah besar dan cabai kriting yang harganya naik dengan tingkat kenaikan antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu.
Sedangkan harga cabai rawit mengalami kenaikan sangat drastis, karena tingkat kenaikan mencapai Rp 30 ribu. Dari dari awalnya harga Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu, kini sudah mencapai Rp 75 ribu per kilogram.
Harga Rp 75 ribu per kilogram ini masih di pedagang grosir Pasar Sukomoro. Sehingga harga cabai rawit di tingkat eceran maupun penjual sayur rumahan, bisa mencapai lebih Rp 100 ribu per kilogram. Harga cabai rawit ini yang tinggi ini belum bisa dipastikan kapan akan berakhir.
“Petani di wilayah Nganjuk ini sebenarnya sudah panen sejak Agustus 2019 lalu. Sehingga kini stoknya diperkirakan sudah menipis,” kata Setiyoko, pedagang cabai, Kamis (23/1/2020).
Menurut Setiyoko, biasanya untuk memenuhi kebutuhan pembeli, sejumlah pedagang mengambil cabai dari daerah probolinggo.
Namun, untuk saat ini stok di daerah Probolinggo dikabarkan juga menipis. Sehingga tidak ada kiriman ke Nganjuk dari Probolinggo. (tim)