Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin menghadiri acara pengukuhan dan sarasehan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Jumat (3/6/2022). Acara kali ini dilaksanakan di Institut KH Abdul Chalim, Desa Bendunganjati, Pacet, Mojokerto.
Dalam kunjungannya ke Mojokerto, Wapres lebih dulu mampir ke kediaman Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Syaifuddin Chalim di Desa Kembangbelor, Pacet. Selanjutnya, ia menuju ke Institut KH Abdul Chalim di Desa Bendunganjati, Pacet.
Kedatangan Kiai Ma’ruf disambut Kiai Asep yang juga menjabat Ketua Umum Pergunu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pangdam dan Kapolda Jatim, serta Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Wabup Mojokerto Muhammad Al Barra.
Kiai Ma’ruf menghadiri sarasehan dan pengukuhan pimpinan pusat Pergunu. Sarasehan yang juga dihadiri pengurus Pergunu dari 34 provinsi ini mengusung tema ‘Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia’.
Dalam ceramahnya di masjid Institut KH Abdul Chalim, Kiai Ma’ruf Amin mengatakan jika kedudukan Pergunu begitu strategis dan krusial untuk membangun generasi kedepan menjadi lebih baik.
“Andai kata generasi masa depan tidak menjadi baik berarti ada kegagalan ditangan para guru. Seperti itulah tantangannya,” ucap Wapres pada, Jumat (3/6/2022).
Kiai Ma’ruf Amin meminta agar para santri mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi. Menurutnya, perkembangan teknologi ini harus dimanfaatkan karena saat ini semua pelayanan sudah digital. “Saat ini era digitalisasi jadi Santri-santri harus ngerti karena semua sudah digital,” paparnya.
Meski begitu orang nomor 2 di Indonesia ini juga meminta agar semua orang waspada dengan perkembangan teknologi ini. Pasalnya dengan pesatnya kemajuan teknologi ini dibarengi dengan maraknya disinformasi.
“Munculnya Hoax, munculnya fitnah yang bisa menyesatkan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PP Pergunu KH Asep Saefudin Chalim mengatakan, dalam Kongres yang berlangsung sejak 26 Mei 2022 hingga 29 Mei 2022 ini dihadiri sebanyak 1.200 peserta.
Dalam momentum ini Kiai Asep juga menceritakan pasang surut yang dialami Banom NU yang dilahirkan sejak tahun 1952 ini.
“Dilahirkan tahun 1952 kemudian tenggelam dan mati. Menghidupkan kembali harus melalui muktamar di Makasar. Setelah itu selam 9 tahun kita berupaya mengidupkan kembali,” paparnya.
Lebih lanjut Kiai Asep mengklaim jika saat ini Pergunu sudah berdiri di 34 Provinsi, 514 cabang di Seluruh Indonesia.
“Dan sudah berdiri 11 ribuan lebih PAC dari 17 ribu kecamatan. Sekarang kami berupaya untuk membentuk ranting di desa-desa,” tukasnya. (Diy)