
HALUT – Bulan Puasa Ramadhan kali ini cukup berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab, pada ramadhan tahun ini bertepatan dengan proses-proses krusial pasca masyarakat Indonesia diperhadapkan dengan hajatan besar, yakni Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Pemilu sebagai kontestasi politik meniscayakan perbedaan pilihan, pembelahan, bahkan tidak jarang keretakan tali persaudaraan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Namun, di tengah situasi bangsa Indonesia yang baru saja menjalani kontestasi politik dengan Pemilu 2019 lalu, masyarakat harus bisa menjadikan bulan Ramadan ini sebagai bulan yang mengajarkan semangat kebersamaan untuk meraih kemenangan bersama. Seperti yang diungkapkan oleh H. Djasmin Rainu, Caleg terpilih dari Partai Demokrat, nomor urut 1, Dapil II Maluku Utara (Kabupaten Halmahera Utara – Kabupaten Pulau Morotai).
“Yang perlu saya sampaikan bahwa Pemilu 2019 telah usai kita laksanakan dan masyarakat Indonesia, khususnya Maluku Utara sudah menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pilihannya. Selain itu, secara perintah agama pun sudah kita laksanakan. Hal itu berdasarkan pada Sabda Nabi Muhammad SAW, yaitu jika kalian pergi bertiga, maka angkatlah satu diantara tiga itu sebagai pemimpin. Artinya, hal itu sudah kita lakukan bersama dalam memilih pemimpin di negeri ini, “tuturnya, Sabtu (26/5/2019).
Menurutnya, bulan Ramadan kali ini juga terasa sangat istimewa karena menjadi aktual dan kontesktual sebagai penyambung keterputusan relasi sosial dan penambal keretakan
dimasyarakat. Karena Ramadan adalah bulan mengajarkan kebersamaan untuk meraih kemenangan bersama tanpa kenal sekat pembeda agama, idelogi, partai politik dan latar belakang sosial budaya.
“Jadi, dibulan ramadhan seharusnya kita tebarkan kebaikan dan kasih sayang pada siapapun. Karena puasa yang berbekas bagi seseorang adalah puasa yang bisa menebarkan kedamaian hubungan yang damai. Bukan untuk menebar fitnah, menjelekkan antar sesama dan saling bersitegang antar sesama, “terang Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Maluku Utara.
Diakuinya, sebelum Pilpres dan Pileg kemarin, masyarakat seperti dibuat terkotak-kotak dengan perbedaan pilihan yang ada. Namun, dalam momentum bulan yang penuh berkah ini, keterputusan yang sempat terjadi, mari dikembalikan pada posisi semula, hubungan yang tetap harmonis yang ada di masyarakat.
“Urusan politik saya kira hanya urusan lima tahunan, tapi yang paling utama adalah kita merawat bangsa ini dengan baik demi kemaslahatan. Itu esensi yang seharusnya kita pikirkan, “paparnya.
Pria kelahiran Galela ini berharap, usai Pilpres dan Pileg ini, agar masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan yang ada. Selain itu, jangan mudah terprovokasi dengan hal-hal yang belum tentu kebenarannya. Karena hal itu bisa menjadi ancaman bersama yakni terpecah belahnya persaudaraan dan persatuan yang ada.
“Kita harus bisa tunjukkan pada dunia bahwa pelaksanaan hajatan besar Bangsa Indonesia telah usai, namun dengan perbedaan yang sempat terjadi, masyarakat Indonesia masih dalam balutan kasih sayang dan toleransi yang tinggi ditengah masyarakat. Karena menjaga persatuan dan kesatuan itu lebih penting dibanding dengan yang lainnya, “jelasnya.
Masih kata H. Djasmin Rainu, kalaupun ada yang menang janganlah merasa bangga dengan kemenangannya karena kemenangan yang hakiki adalah taqwa yang menjadi inti dari bulań suci ramadhan. Selain itu, tidak ada kata gagal dalam perjuangan, karena Allah akan menggantikannya kemenangan dengan kemudahan. “Fainnamaal Usri Yusra, Iinnamaal Usri Yusra, “tandasnya. (red)






