Daratan Ikan Pari Dengan Pemandangan Eksotis di Dasar Laut
Keindahan pantai Gili Ketapang tak hanya tampak dari daratan saja. Lebih dari itu, pemandangan dasar lautnya juga tak kalah eksotis dengan tempat lainnya. Sebutlah Bunaken atau Gili Terawangan di Nusa Tenggara. Ekosistem dasar laut Gili Ketapang yang terjaga, membuat para wisatawan yang melakukan snorkeling di dasar laut terkesan dan betah untuk berlama-lama. Ingin mencobanya ?
Happy Andrie
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Gili Ketapang, seolah dimanja oleh para pemandu wisata disana. Termasuk kami. Beberapa warga yang sekaligus pemandu wisata datang menyambut kedatangan rombongan kami yang kebetulan sedang beristirahat di balai-balai. Mereka menawarkan berbagai jasa untuk menemani kami berwisata di tempat ini. Termasuk salah satunya adalah wisata dasar laut snorkeling.
Pemandu wisata telah menyiapkan paket bagi para wisatawan yang ingin melakukan snorkeling dengan harga yang terjangkau. Paket tersebut meliputi pengawas snorkeling, perahu pengantar ke lokasi, snorkling set, pelampung dan makan siang. Semua hanya Rp 90 ribu per peserta. Biaya tersebut sudah termasuk ongkos pemandu yang memandu wisatawan melakukan penyelaman dan pemotretan di dasar laut. “Hampir wisatawan yang berkunjung ke tempat ini semua melakukan snorkeling ke dasar laut,” ujar Anam salah satu pemandu kepada kami.
Meski di dasar laut, wisata snorkeling di Gili Ketapang tergolong aman. Hanyak berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai, wisatawan diajak menyelami laut di kedalaman sekitar 2 meter. Yang paling menarik adalah, para wisatawan bisa melakukan pemotretan momen saat di dasar laut yang dilakukan oleh pemandu snorkeling. Dengan latar belakang pemandangan dasar laut yang indah, wisatawan bisa mengabadikan momen bersama gugusan karang dan ikan warna-warni.
Tapi jangan salah, meski aman ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan wisatawan saat melakukan snorkeling. Saat melakukan pemotretan di dasar laut, wisatawan dilarang menyentuh bulu babi, salah satu binatang laut berbulu hitam mirip landak karena sangat beracun. Tapi jangan khawatir, habitat binatang tersebut jauh dari lokasi pemotretan.
Hampir dua jam melakukan snorkeling, rombongan kami pun kembali ke pantai. Selanjutnya kami disuguhi makan siang dengan menu khas ikan laut. Sambil mengakrabkan diri dengan para pemandu, kami pun banyak bertanya tentang wisata Gili Ketapang. Pak Anam, salah satu pemandu banyak menceritakan tentang Gili Ketapang yang kini masih dikelola secara swadaya oleh warga setempat.
“Disini hanya dihuni sekitar 10 ribu kepala keluarga. Bentuk daratan ini mirip ikan pari dengan tubuh dan ekor yang memanjang. Sementara wisata Gili Ketapang masih dikelola secara swadaya oleh warga. Namun entah kapan, pemkab sini akan mengelolanya,”ujarnya.
Usai melakukan istirahat siang, rombongan kami pun bersiap untuk melakukan perjalanan pulang. Itu artinya, kami pun harus kembali menempuh rute berbahaya ditengah laut dengan menaiki perahu motor nelayan. “Memang sekarang musim angin barat dan ombak lagi kencang. Tapi jangan khawatir, derasnya ombak hanya terasa di lautan dangkal saat mendekati pelabuhan atau daratan. Kalau ditengah, agak tenang karena lautnya dalam,”terang salah satu nelayan saat memberikan penjelasan ke rombongan yang hendak melakukan perjalanan pulang. (and)