Budaya

Dua senjata rahasia Walisongo yang membuat pasukan Majapahit kocar-kacir

×

Dua senjata rahasia Walisongo yang membuat pasukan Majapahit kocar-kacir

Sebarkan artikel ini
Wali songo
Gambar ilustrasi

Wali songo
Gambar ilustrasi

Lenterainspiratif.id | Sejarah – Kehadiran Wali Songo di tanah Jawa sempat membuat resah para petinggi di Kerajaan Majapahit, serangan demi serangan pun kerap dilakukan oleh para Kerajaan Majapahit terhadap Wali Songo.

Salah satunya adalah serangan terhadap Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati Cirebon. Serangan itu terjadi saat Wali Songo tengah berupaya mengislamkan berbagai bupati dan pemimpin di beberapa wilayah di Pulau Jawa. Dari berbagai bupati itu hanya raja Majapahit Prabu Brawijaya dan adipati Kelungkung yang konon menolak masuk islam.

Pemberontakan pun terjadi, dimana tentara Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada, Adipati Terung, dan Dayaningrat, dari Pengging saling serang dengan pasukan Demak yang dipimpin Raden Iman dan di dukung oleh kesembilan wali.

Seluruh Wali atau Sunan mengirimkan putranya ke medan perang. Namun dari sembilan, hanya Sunan Kudus-lah yang turun langsung untuk ikut berperang.

Para wali yang selalu menggunakan karomah atau kesaktiannya untuk berdakwah Islam di Pulau Jawa pun menggunakan kesaktiannya untuk menaklukkan Majapahit. Selain itu mereka juga menggunakan senjata andalan mereka.

Sunan Giri menyerahkan keris makripat kepada Raden Iman sedangkan Sunan Gunung Jati Cirebon memberikan badong. Kedua benda ini konon memiliki kesaktian yang luar biasa, yang membuat para musuhnya kalang kabut Keris makripat misalnya, jika dihunus konon akan menimbulkan angin ribut, hujan badai, sedangkan badong milik Sunan Gunung Jati dapat mengerahkan para tikus.

Raden Iman pun bergerak dengan 1.000 pasukan, namun di mata musuh tampaknya jumlah pasukan mencapai 10.000 pasukan. Tikus – tikus yang keluar dari badong yang diberikan Sunan Gunung Jati menghabiskan perbekalan makanan tentara Majapahit.

Angin ribut dan hujan badai menimbulkan banyak kerusakan, sedangkan kumbang bergerak menakuti – nakuti lawannya. Tentara Majapahit pun berhasil dipukul mundur sampai pura Majapahit. Hanya pondok Adipati Terung yang luput dari kerusakan karena sang adipati telah memeluk agama Islam.

Para wali pun berhasil menaklukkan pasukan Majapahit yang membuat Prabu Brawijaya langsung mengungsi ke Sengguruh dengan segenap keluarganya dan patih Gajah Mada.

Demak kemudian kembali memberikan tawaran kepada Prabu Brawijaya dengan mengutus Lembu Peteng dan Jaran Panolih ke Sengguruh menemui sang raja Majapahit. Namun tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh sang prabu, hal itu membuat Demak menyerbu Sengguruh.

Namun sebelum aksi penyerangan itu terjadi, Prabu Brawijaya beserta pengikutnya sempat melarikan diri ke Pulau Bali. Pada tahun 1400, Sengguruh jatuh, candra sangkalanya sirna ilang kertining bumi.

Banner BlogPartner Backlink.co.id