Mojokerto, LenteraInspiratif.id — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto membentuk tim khusus untuk menangani laporan warga terkait pohon rawan tumbang. Tim ini akan secara rutin terjun ke lapangan untuk memantau kondisi pohon, terutama di musim penghujan.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Penjabat Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, yang meminta DLH meningkatkan upaya mitigasi bencana selama musim hujan. Tindakan yang dilakukan termasuk perantingan dan peremajaan pohon demi menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.
“Upaya ini bertujuan mengurangi risiko pohon tumbang, khususnya di jalan-jalan utama, yang dapat membahayakan pengguna jalan. Dengan musim hujan yang sudah tiba, langkah ini menjadi prioritas,” jelas Ali.
Ia juga berharap program ini tidak hanya meningkatkan keamanan, tetapi juga mempercantik tata kota. “Langkah preventif ini juga bagian dari upaya Pemkot Mojokerto menjaga kelestarian ruang hijau kota,” tambahnya.
Kepala DLH Kota Mojokerto, Amin Wachid, menjelaskan bahwa perantingan pohon sebenarnya telah dimulai sejak jauh sebelum musim hujan. Dari 12 Agustus hingga 31 Oktober, pihaknya telah merapikan ratusan pohon di seluruh wilayah kota.
“Sebanyak 36 pohon juga sudah dipotong, baik karena usia yang sudah tua maupun karena mengganggu rambu lalu lintas,” ungkap Amin.
Pemotongan tersebut dilakukan di berbagai lokasi, dengan jumlah terbanyak berada di Jalan Hayam Wuruk hingga Jembatan Gajah Mada sebanyak 19 pohon. Lokasi lain termasuk Jalan KH Wachid Hasyim, Jalan Bhayangkara, Jalan Ahmad Yani, Jalan Raya Surodinawan, dan kawasan Alun-Alun Wiraraja.
Selain mitigasi bencana, DLH juga melakukan penghijauan dengan menanam pohon baru di berbagai lokasi. Hingga saat ini, 72 pohon baru telah ditanam untuk menggantikan pohon yang ditebang dan memperindah kota.
“Kami memastikan setiap pemotongan pohon diimbangi dengan penanaman minimal dua pohon baru sebagai bagian dari peremajaan,” tambah Amin.
DLH juga membentuk tim gerak cepat untuk menangani laporan masyarakat terkait pohon tumbang atau berpotensi membahayakan. “Selain banjir, risiko pohon tumbang akibat cuaca ekstrem menjadi salah satu prioritas mitigasi kami,” tutupnya. (roe/adv)