Daerah

Demo di Jember Berakhir Ricuh, Mahasiswa Jadi Korban Hingga Jalani Perawatan

foto : mahasiswa korban pemukulan yang mendapatkan perawatan
foto : mahasiswa korban pemukulan yang mendapatkan perawatan

lenterainspiratif.com Jember – Ratusan petani dan Mahasiswa PMII lakukan demonstrasi menyoal relokasi saluran irigasi di Jember berakhir ricuh. Satu dari enam mahasiswa yang terluka akan operasi rahang.

Demo tersebut berlangsung di depan Kantor Pemkab Jember tadi siang. Enam mahasiswa yang terluka kemudian mendapat perawatan di UGD RS Jember Klinik dan RS Kaliwates.

Tiga mahasiswa yang dirawat di UGD RS Jember Klinik dapat menjalani rawat jalan dan dipulangkan setelah mendapat perawatan. Sementara satu orang mahasiswa atas nama Alvian Zaenal Ansori harus menjalani rawat inap untuk persiapan operasi. Operasi harus dilakukan karena rahang bawahnya mengalami pergeseran setelah terjadi kericuhan dengan pihak kepolisian dan Satpol PP Pemkab Jember. Sedangkan untuk dua mahasiswa lainnya yang dirawat di UGD RS Kaliwates atas nama Natali dan Yoyok juga masih menjalani perawatan.

Pantauan di UGD RS Jember Klinik, Kapolres Jember AKBP Aris Supriyono datang menjenguk para mahasiswa yang terluka. Aris bahkan memberikan perhatian dengan bergerak cepat memberikan rekomendasi agar para mahasiswa segera mendapat perawatan intensif.

Seperti halnya yang dilakukan terhadap Alvian yang harus menjalani operasi. Kapolres langsung memberikan instruksi agar segera dipindah ke kamar rawat inap dan segera menjalani tindakan operasi. Setelah mendapat rekomendasi dari kapolres, oleh perawat rumah sakit Alvian langsung dipindah di kamar rawat inap Catleya 21 dan langsung persiapan menjalani proses operasi rahang. Saat dikonfirmasi terpisah, Ketua Cabang PC PMII Jember Baijuri menyayangkan adanya kericuhan yang terjadi.

“Sejak awal kita sudah sama-sama komitmen dengan pihak kepolisian untuk melakukan aksi damai. Tapi karena tidak ditemui bupati itu, dan ada di pendapa tapi tidak mau menemui, sehingga aksi ricuh ini terjadi,” kata Baijuri, Senin (9/3/2020) malam.

“Kita tidak ingin ada kericuhan, tapi usai aksi teatrikal, kemudian ingin memasang banner yang dilarang! Itu pemicu awalnya. Kemudian terjadi aksi saling dorong. Satpol PP membuka jalan dan keluarlah para polisi yang langsung memukuli kami,” ulasnya. Bahkan diketahui juga olehnya, Alvian menjadi salah satu korban pemukulan yang mengalami luka paling parah. “Saya lihat langsung dengan mata kepala saya sendiri, Sahabat Alvian itu dipukuli,” ungkapnya.

Terkait dua mahasiswa terluka lainnya yang dirawat di RS Kaliwates, dia juga segera menjenguknya. “Saya dengan teman-teman ini langsung berangkat ke sana untuk menjenguk,” katanya.

Sementara tiga mahasiswa yang dapat pulang dan menjalani rawat jalan, diantar langsung mobil khusus yang disiapkan kapolres. (suf)

Exit mobile version