Lenterainspiratif.id | Asahan – Puluhan Massa yang tergabung di (Dewan Mahasiswa) Dema Pospera Asahan gelar aksi unjuk rasa di halaman kantor PMD Kabupaten Asahan, Senin (18/7/2022).
Mereka menuntut adanya surat edaran dengan nomor yang sama, namun isi berbeda dengan menghilangkan poin dua titik delapan yaitu penambahan berkas di masa seleksi. Dema Pospera menduga salah satu surat edaran tersebut palsu karena dari logo garuda berbeda stempel.
Surat edaran yang asli di dapati saat di konfirmasi langsung awak media dengan ghazali siregar selaku dewan pakar DPRD Kabupaten Asahan dan kepala bidang PMD Aris Munandar di kantor PMD.
Sedangkan yang di duga palsu di dapatkan dari beberapa panitia pilkades yang sedang melangsungkan pilkades di asahan dan setelah di konfirmasi lewat WhatsApp oleh calon kepala desa yang diberikan surat edaran palsu tersebut. Mereka mendapatkannya dari panitia pilkades PMD Kabupaten Asahan saat bimbingan teknik di hotel marina jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Tegal Sari, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.
Sehingga dengan adanya dua surat edaran tersebut membuat kericuhan dalam pelaksanaan pilkades, dan hal itu telah di konfirmasi oleh panitia PMD Kabupaten Asahan pada awak media bahwa hal tersebut menjadi bagian dari human eror panitia pilkades Dinas PMD Kabupaten Asahan.
“Human eror ini bisa mengakibatkan kericuhan , dan menggugurkan calon kepala desa apalagi dengan adanya dugaan SK BPD palsu yang di verifikasi oleh dinas PMD,” ujar Kordinator aksi , Fajar saat menyampaikan orasinya di depan kantor PMD Asahan.
Setelah menyampaikan aspirasi, para pengunjuk rasa langsung diterima oleh beberapa staf / pegawai pada Dinas PMD Asahan.
“Terimakasih atas informasi yang telah disampaikan, nantinya informasi tersebut akan saya sampaikan kepada pimpinan,” ungkap salah satu staf PMD Asahan
Setelah menyampaikan aspirasi di Dinas PMD Asahan, kemudian para pengunjuk rasa langsung menuju ke kantor Bupati Asahan guna menyampaikan kembali aspirasi tersebut.(WN)
