Lenterainspiratif.id | Jombang – Usai warga Sidoarjo, kini giliran warga Jombang yang keluhkan kualitas bantuan berupa bahan pokok dari pemerintah. Sejumlah warga Jombang penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT ) yang disalurkan ke keluarga penerima manfaat (KPM) di Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, menerima daging ayam busuk.
Salah satu warga yang menerima BPNT ayam busuk adalah Karmani (80), warga Dusun Tronyok, Desa Sukorejo. Bantuan dari Kementerian Sosial itu ia ambil pada Senin (9/8) lalu, di agen e-Warong Riya Pangestu di Dusun Pedes, Desa Sukorejo
Dalam satu paket bantuan BPNT terdiri dari beras 10 kg, bawang putih 1 kg, tahu 1 kotak, telur 20 butir, kentang 1 kg, serta daging ayam 1 kg.
Menurut cucu Karmani, Daniel Suyitno Dasuki (23) mengatakan, semua pangan yang diterima neneknya dalam kondisi bagus, kecuali daging ayam. Daniel menjelaskan, kondisi ayam potong tersebut sudah berwarna kebiru-biruan dan beraroma tak sedap.
“Awal diterima sudah kemasan kantung plastik, bungkusnya rapat sehingga tidak tahu kalau busuk, langsung dimasukkan freezer. Tahunya setelah dikasih tahu Pak Bayan kalau dagingnya busuk. Kemudian dicek kakak saya di freezer, ternyata dagingnya memang busuk,” kata Daniel, Jumat (13/8/2021).
Daging busuk dalam paket bantuan itu, lanjut Daniel, baru kali ini diterima oleh sang kakek. Menurutnya selama ini bantuan yang diberikan selalu dalam kondisi baik dan layak konsumsi, ia juga berharap pemerintah dapat memperbaiki kualitas bantuan yang diberikan kepada masyarakat.
“(Daging ayam) mau dibuang karena tidak bisa makan,” ujarnya.
Hal yang sama juga dialami, Suhartatik (40), KPM asal Dusun Pedes, Desa Sukorejo. Ia mengaku mengambil BPNT di agen e-Warong Riya Pangestu pada Senin (9/8) sekitar pukul 08.30 WIB. “Waktu nerima daging ayam ini sudah tercium bau, mau saya tukarkan khawatir dinilai cerewet, apalagi saat itu banyak orang,” terangnya.
Sesampainya di rumah, Suhartatik mencoba mencuci daging tersebut dan memasukkannya ke dalam freezer, berharap daging masih dapat dikonsumsi. Namun, kendati demikian daging tersebut tetap berbau busuk dan tidak dapat di konsumsi.
“Akhirnya saya kasihkan kucing. Baru kali ini baunya busuk,” ungkapnya.
Suami Pemilik e-Warong Riya Pangestu, Sifak menjelaskan, setiap bulan ia melayani 230-250 KPM penerima BPNT dari Kemensos. Sebagai agen mandiri, ia mengaku mengambil daging ayam dari penyuplai di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Jombang.
“Itu sebenarnya ayam segar, ayam potong. Ada beberapa KPM ambilnya malam. Sudah saya freezer, cuman kalau terlalu lama di luar agak kurang (kualitasnya). Kalau ambil pagi tidak masalah,” dalihnya.
Mendengar kabar tersebut, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jombang Hari Purnomo, langsung mengirimkan petugas untuk melakukan pengecekan secara langsung ke lokasi. Hasilnya, terdapat 25 keluarga yang menerima daging ayam tak layak konsumsi. Terdiri dari 4 KPM di Dusun Pedes dan 21 KPM di Dusun Tronyok.
“Cek lapangan ada 25 KPM menerima ayam kurang layak. Kami sudah menegur lisan kepada agen dan kami minta untuk melakukan return komoditi,” pungkasnya. ( Dit )