Jawa TimurPeristiwa

Cerita Dibalik Koper Misterius Yang Gemparkan Warga Mojokerto

×

Cerita Dibalik Koper Misterius Yang Gemparkan Warga Mojokerto

Sebarkan artikel ini
Pemilik Koper Misterius Dikira Bom Di Mojokerto, Akhirnya Terungkap
koper yang mebuat geger warga mojokerto

Pemilik Koper Misterius Dikira Bom Di Mojokerto, Akhirnya Terungkap
koper yang mebuat geger warga mojokerto

Lenterainspiratif.id | Surabaya – Begini kisah koper misterius yang mengegerkan warga Mojokerto karena dikira bom menurut sang pemilik. Pemilik koper tersebut Faris Abdullah (24), seorang mahasiswa warga Desa Kebalenan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi.

Faris diamankan oleh pihak kepolisian pada hari Selasa (6/4) sekitar pukul 20.00 WIB, Faris datang ke tempat dimana ia meninggalkan kopernya yakni di warung gado-gado milik Safira Fatmawati (18) di Jalan Brawijaya, Dusun Ketok, Desa Tunggalpager, setelah Tim Jihandak Gegana Satbrimob Polda Jatim selesai memeriksa koper miliknya.

Faris sendiri dulunya mengenyam pendidikan SMA di Kecamatan Pacet Mojokerto hingga tahun 2016. “Dia ingin bertemu gurunya di Mojokerto, tapi lebih dulu ingin bertemu teman-teman sekolahnya. Karena membawa koper dan tas yang cukup merepotkan ketika dibawa jalan-jalan menggunakan motor, dia menitipkan koper ke pemilik salon,” terang Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo.

Koper yang sempat dikira bom itu ternyata berisi pakaian dan perlengkapan pribadi Faris. Yaitu sepasang sepatu kulit warna hitam, 1 botol minyak zaitun, 1 kotak teh bunga, 1 botol dan 1 bungkus vitamin, sebuah peci warna hitam dibungkus plastik yang juga berisi 9 sachet dan tiga kaleng kecil minuman, dua baterai kamera, dua timbangan koper, 6 baju dan 3 celana, sepasang kaus kaki, serta selembar sorban putih.

“Isinya tidak ada benda-benda berbahaya,” tandas Andaru.

Kepada penyidik Faris menceritakan, dirinya naik kereta api dari Banyuwangi hingga Bangil, Pasuruan. Kemudian ia naik angkutan umum bus dan turun di Jalan Brawijaya, Desa Tuggalpager, Kecamatan Pungging, tepatnya di depan sebuah minimarket.

Faris juga mampir ke minimarket tersebut untuk membeli sejumlah perlengkapan mandi, setelahnya ia mampir ke warung milik Safira sekitar pukul 13.00 WIB, setelah meminum es cincau di warung Safira ia menitipkan kopernya kepada Safira.

“Saya mau ke guru saya di Pacet, tapi saya tidak ada kendaraan, maka saya mampir ke rumah teman dulu. Kan ga enak kalau ke rumah teman bawa barang banyak. Ya udah saya titipkan dulu ke warung,” kata Faris kepada wartawan di kantor Satreskrim Polres Mojokerto, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari.

Sekitar pukul 13.30 WIB, Faris meninggalkan koper warna silver itu di warung gado-gado milik Safira. Dia ke rumah teman sekolahnya di Desa Panjer, Kecamatan Mojosari, Mojokerto naik ojek online.

“Pemilik warung membolehkan saya titip. Saya bilang jam 5 atau habis maghrib saya ambil kopernya. Setelah itu saya pamit, saya pergi ke rumah teman saya,” terangnya.

Lima jam setelahnya, sekitar pukul 18.00 WIB, Faris berniat mengambil koper miliknya. Dia meminjam sepeda motor temannya menuju warung gado-gado Safira. Saat itulah dia dibuat kaget dan bingung dengan kondisi di lokasi yang sudah banyak warga dan polisi.

Padahal usai mengambil koper, Faris berencana menginap di rumah teman sekolahnya di Kecamatan Puri, Mojokerto. Baru setelahnya dia akan menemui gurunya.

“Setelah maghrib saya kembali untuk mengambil koper ternyata jalan sudah ditutup. Saya kira ada operasi polisi. Ternyata setelah saya tanya ke warga katanya ada bom. Hati saya langsung merasa jangan-jangan koper saya,” ungkapnya.

Sebenarnya Faris bisa saja mengurungkan niatnya mengambil koper tersebut agar tak perlu berurusan dengan polisi, namun ia tetap mengambil koper miliknya karena merasa bertanggungjawab dan tidak enak telah membuat kegaduhan.

“Saya bisa saja tidak ambil koper itu, tapi saya merasa tidak enak sudah membuat kegaduhan, mengganggu warga sekitar, sampai jalan ditutup, merepotkan kepolisian. Saya ke sana biar cepat clear, jalan dibuka, masyarakat bisa beraktivitas lagi,” jelasnya.

Sesampainya di TKP Faris pun menghampiri polisi dan mengaku bahwa koper itu miliknya, ia kemudian diamankan petugas dan dibawa ke Mapolres Mojokerto, untuk dimintai keterangan lebih lanjut. ( dan )