lenterainspiratif.id | Mojokerto – Candi Gentong adalah salah satu peninggalan kerajaan Buddha di Mojokerto, lokasinya di Dukuh Jambu Mete, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan , Kabupaten Mojokerto. sampai sekarang candi ini masih belum diketahui bentuk aslinya.
Menurut penjelasan Rohim sabtu (8/9/2018), selaku penjaga dan pemelihara, bahwa pada saat ditemukan pertama kalinya tahun 1889 oleh Verbeek, masih terlihat bentuknya. Namun, tidak ada penjelasan yang lebih lanjut mengenai candi ini. ”Tentang foto-foto dan dokumentasinya juga tidak ada,” ungkapnya. ”Lalu pada pada tahun 1907 Verbeek menerangkan, bahwa Candi Gentong ini sudah dalam keadaan runtuh tertimbun tanah, dan hanya menyisakan bagian kakinya yang menunjukkan struktur aslinya, ” tambah Rohim.
Hal yang serupa juga dijelaskan oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) melalui Kasub Unit Pemamfaatan Ning Sriyati, bahwa Verbeek hanya menjelaskan tentang bentuk awal Candi Gentong ini, dan tidak ada penjelasan yang lebih rinci lagi. ”Jadi kalo dilihat kondisi sekarang, susah untuk merekontruksi dari bentuk utuhnya, karena dari penjelasan Verbeeck hanya berbentuk tulisan saja bahwa candi ini berbentuk utuh,” ujarnya.
Ning Sriyati juga menambahkan, upaya yang dilakukan oleh BPCB hanya sekedar merawat, karena sudah tidak utuh dan hanya dasarnya saja, terlihat sekarang itu hasil pemugaran dari tahun 1995 sampai tahun 2000. ”Mungkin kalo ada gambarnya kami bisa merekontruksi dalam bentuk utuh,” ungkapnya.
Candi ini merupakan salah satu dari tiga candi yang masih utuh, sedangkan keduanya yang terletak arah bujur barat ke timur, yakni Candi Gedong dan Candi Tengah. ”Sementara itu Candi Gentong sendiri ada dua yang letaknya bersebelahan, sebelah utara Candi Gentong I dan dan sebelah selatan Candi Gentong II,” ungkap Rohim.
Batas-batas Candi Gentong belum diketahui dengan pasti. Namun, berdasarkan banyaknya sisa benda cagar budaya yang ditemukan, diperkirakan candi ini merupakan suatu kompleks percandian yang luas. ”Seperti yang terlihat tak jauh dari sini, yaitu Candi Brahu itu merupakan induk dari semua candi yang ada disini,” ujar Rohim.
Karena bentuk Candi Gentong yang kurang menarik, tidak seperti Candi Brahu maupun Candi Bajang Ratu, akhirnya orang kurang tertarik untuk mengunjunginya.”Kalaupun ada, Mungkin hanya untuk belajar dan kebanyakan yang kesini biasanya hanya foto-foto ditaman,” kata laki-laki yang sudah 20 tahun menjaga candi ini. (fron)