Lenterainspiratif.com | Blora – Polsek Tunjungan, Blora, Jawa Tengah amankan belasan orang yang membongkar makan kuno orang Kalang yang terletak di kawasan hutan Nglawungan guna mengambil benda-benda yang turut disertakan ketika pemakaman jenazah.
Polsek Tunjungan bersama Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Blora. Diketahui belasan warga ini sedang melakukan pembongkaran makam-makam kuno di hutan Perhutani kawasan Nglawungan, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan. Untuk mengambil bekal kubur yang berada di makam-makam kuno orang Kalang tersebut.
Siapakah orang Kalang itu?
Lukman, Staf Kepurbakalaan Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Blora menjelaskan, orang Kalang ini adalah kelompok manusia yang hidup di Jawa pada masa prasejarah, sebelum pengaruh Hindu masuk ke Jawa. Mereka tergolong maju di zamannya.
Makan orang Kalang ini menyebar hampir di 16 kecamatan di Kabupaten Blora.Tidak hanya di wilayah hutan Nglawungan, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan saja.
“Hampir merata di 16 kecamatan ada ditemukan makam batu manusia kuno. Makam-makam tersebut adalah makam manusia Kalang,” sebagaimana dilansir detikcom, Rabu (8/7/2020).
Ketika diadakan Festival Budaya Kalang tahun 2017 di Tuban, Jawa Timur, para arkeolog dan sejarawan yang hadir menyimpulkan hasil dari hasil temuan dan fakta-fakta yang ada, kuburan – kuburan kuno itu memang peninggalan orang Kalang.
Para ahli juga menyebut, orang Kalang memiliki peradaban tinggi dizamannya, merupakan orang jaman dahulu yang meninggali wilayah Blora, Rembang, Bojonegoro, Tuban, dan sekitarnya. Ciri-ciri kelompok orang kalang adalah membekali orang meninggal dengan harta benda di dalam kuburnya.
“Kubur-kubur itu memiliki budaya berbeda dengan budaya Hindu. Kuburannya membujur timur ke barat dan tersusun dari batu,” jelas Lukman.
Orang Kalang ini juga menganut sistem strata sosial, ketika melakukan pemakaman mereka menutup 9 lubang tubuh dengan benda logam sesuai strata.
“Jika yang meninggal strata sosialnya tinggi, di kuburannya dibekali sawur atau butiran emas murni berserta perhiasan dari emas. Jika di strata bawah biasanya dibekali alat-alat pertanian. Di strata tengah dibekali benda-benda logam perunggu,” terang Lukman.
Banyaknya emas yang ditemukan di area pemakaman yang berada di Kecamatan Jiken, menunjukkan bahwa orang kalang yang dimakamkan disitu tergolong starata atas.
“Hal itu pula yang memancing para pemburu harta bekal kubur untuk mendatangi lokasi. Rata-rata mereka berasal dari luar kota,” ujar Lukman.
Ia berharap agar masyarakat dapat menjaga peninggalan sejarah tersebut, sehingga bisa diceritakan pada anak cucu kelak.
“Manusia kalang ini manusia biasa yang terus hidup dan berkembang biak dan beranak turun hingga sekarang. Jangan diartikan punah. Kesimpulan sementara adalah manusia kalang adalah manusia asli leluhur dari masyarakat Blora dan sekitarnya. Bukti-bukti artefak juga tersimpan baik,” jelasnya. (dad /tim)