DaerahJawa Timur

Stop Sebar Dokumentasi Peristiwa Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makasar

Stop Sebar Dokumentasi Peristiwa Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makasar
Ilustrasi
Stop Sebar Dokumentasi Peristiwa Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makasar
Ilustrasi

Lenterainspiratif.id | Jakarta – Peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makasar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3/2021), sejumlah korban pun dievakuasi dan di bawa ke rumah sakit.

Dilokasi kejadian juga ditemukan potongan tubuh dari terduga pelaku bom bunuh diri.

Peristiwa itu tentu saja menjadi perbincangan masyarakat Indonesia, tak sedikit orang yang menyebar luaskan foto dan video tentang suasana mengenaskan yang terjadi di TKP.

Namun, tindakan seperti itu seharusnya tidak boleh dilakukan. Karena menurut psikolog klinis Veronica Adesla, MPsi, hal tersebut bisa memicu trauma dan rasa takut dari orang-orang yang melihatnya.

Veronica menyebutkan beberapa hal yang membuat seseorang menyebarkan dokumentasi terkait peristiwa bom bunuh diri itu, yakni.

1. Dorongan emosi kesal, marah, dan agresif.

2. Menyebarkannya agar orang lain melihat dan ikut merasakan apa yang dirasakan, sehingga ia tidak sendiri merasakan hal tersebut.

3. Bertujuan untuk memprovokasi masyarakat.

Veronica menghimbau masyarakat agar berhenti membagikan dokumentasi terkait peristiwa tersebut, karena dapat membuat seseorang menjadi trauma, ketakutan, kecemasan, merasakan amarah dan kebencian yang bisa saja menimbulkan perpecahan di masyarakat.

“Yang dapat berlangsung secara kolektif dan mengakibatkan gangguan dalam taraf diri pribadi maupun hingga mengakibatkan perpecahan di masyarakat,” pungkasnya. ( tim )

Exit mobile version