Jawa TimurPeristiwa

BKKBN Tekan Angka Stunting dengan Do’a dan Sholawat Bareng 

×

BKKBN Tekan Angka Stunting dengan Do’a dan Sholawat Bareng 

Sebarkan artikel ini
Ponpes,
Program bertajuk Do’a Anak Negeri dari Bumi Majapahit untuk Nusantara itu resmi diluncurkan di Pondok Pesantren (Ponpes), Desa Sentonorejo, Trowulan pada, Selasa (16/7/2024).

 

LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berupaya menekan angka anak stunting. Salah satunya dengan membuat program baru yakni doa bersama dan majelis sholawat.

 

Program bertajuk Do’a Anak Negeri dari Bumi Majapahit untuk Nusantara itu resmi diluncurkan di Pondok Pesantren (Ponpes), Desa Sentonorejo, Trowulan pada, Selasa (16/7/2024).

 

Kegiatan itu diikuti pejabat BKKBN pusat, Pengasuh Ponpes Segoro Agung, KH Agus Bimo Sunarno, Kajari Kabupaten Mojokerto Dr Endang Tirtana, Dandim 0815, kabupaten Mojokerto Letkol Inf M Iqbal Prihanta Yudha, Camat Trowulan Mujiono bersama Forkopimca Kecamatan Trowulan.

 

 

Direktur Komunikasi, Informasi dan Edukasi BKKBN Pusat Soetriningsih mengatakan, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara BKKBN, Ponpes Segoro Agung serta Kemenag kabupaten Mojokerto.

 

“Kegiatan ini dilaksanakan sejak pagi tadi, mulai dari pengajian sepanjang hari ada yasinan, istighfar dan istighosah dan ini juga menjadi sarana sosialisasi akan nilai-nilai program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana, juga sosialisasi percepatan penurunan stunting” katanya.

 

Lebih lanjut, Soetriningsih menambahkan, terwujudnya keluarga yang berkualitas untuk pertumbuhan penduduk yang seimbang itu sangat penting kita lakukan bersama-sama.

 

Kita berharap anak-anak kita terlahir sehat dan berhasil tumbuh dan kembang serta nantinya menjadi generasi emas di tahun 2045 kita Negara yang bebas stunting.

 

“Maka sudah menjadi program kita untuk mewujudkan negara bebas stunting, maka kami gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat di seluruh Indonesia” tambahnya.

 

Dirinya juga menghimbau apa bila menemukan anak tinggi dan berat badannya pada anak usia di bawah dua tahun, yang tidak sesuai dengan seharusnya, maka kami himbau agar segera datang ke tempat fasilitas kesehatan.

 

“Itu adalah salah satu tanda dari anak stunting, itu berdasarkan para ahli gizi sehingga ini bisa diyakini kebenaranya”ujarnya.

 

Ia juga menyampaikan, bahwa stunting itu muncul bukan hanya di wilayah pedesaan tapi bisa juga di perkotaan, dan tidak juga di masyarakat yang kurang mampu tapi juga ada di masyarakat yang mampu.

 

“Besar harapan kami, para jamaah dapat membangun keluarga kita untuk menghasilkan generasi yang sehat, berkualitas,kami juga mengingatkan akan pentingnya keluarga berkualitas sebagai pondasi terwujudnya keluarga sakinah mawadah warohmah,” pungkas Soetriningsih. (Diy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *