foto : antonius hudidaya bhakti, direktur perencanaan pengendalian kegiatan dan operasi deputi komunikasi dan informasi BIN.
Jakarta, Lentera Inspiratif.com
Badan Intelijen Negara (BIN) menegaskan akan netral dan tak akan berpihak pada calon di pilkada maupun calon di Pilpres 2019 mendatang. Pernyataan netralitas ini akan dijaga BIN termasuk kepada Presiden Joko Widodo yang telah diusung dalam Pilpres 2019. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Direktur Perencanaan Pengendalian Kegiatan Dan Operasi Deputi Komunikasi Dan Informasi, Antonius Hudidaya Bhakti, (16/04/2018)
“Kembali saya jelaskan, bahwa seluruh personel intelijen di BIN khususnya, diikat dalam satu sumpah, yang namanya Sumpah Intelijen. Dan salah satu pointnya menyebutkan ‘Demi Allah saya bersumpah akan menjunjung tinggi, Hak Asasi Manusia, Demokrasi, dan Supremasi Hukum’, “jelasnya.
Dijelaskan, jika BIN berpihak pada salah satu calon di pilpres merupakan pelanggaran dalam demokrasi dan supremasi hukum. Dia menegaskan personel BIN tak akan melakukan hal tersebut. Sebab, intelijen harus bekerja sesuai dengan moral. Karena moral merupakan habibat negara. Dan ini juga bisa menunjukkan perilaku BIN, baik atau buruknya.
“Moral bukan hanya untuk sekedar menilai dari segi benar ataupun salah. Akan tetapi, intelijen harus hidup dalam kehidupan berbangsa, tempat individu, dan masyarakat Indonesia, “ujarnya.
Antonius menambahkan, bahwa isu yang berkembang mengenai operasi intelijen sebagai alat presiden. Dan hal ini merupakan hal yang keliru. Sebab, intelijen harus mengedepankan kepentingan negara dan bangsa.
“Intelijen sering dipersepsikan sebagai sesuatu yang hampa nilai, “pungkasnya. (sis)