DaerahJawa TimurPeristiwa

Balita Umur 3 Tahun Di Surabaya Meninggal Ditabrak CRV, Sopir Diduga Mabuk

×

Balita Umur 3 Tahun Di Surabaya Meninggal Ditabrak CRV, Sopir Diduga Mabuk

Sebarkan artikel ini
Crv, balita, mabuk
Korban saat dievakuasi

Crv, balita, mabuk
Korban saat dievakuasi

Lenterainspiratif.id | Surabaya – Seorang balita berusia 3 tahun meninggal setelah ditabrak CRV dengan keluarganya. Sopir CRV diduga menyetir dalam kondisi mabuk.

Peristiwa naas itu terjadi pada Jum’at (14/5/2022) malam sekitar pukul 21.55 WIB, bermula saat tersangka Tomi (51) warga Rungkut yang mengendarai Honda CRV hitam L 1237 AQ melaju dengan kecepatan tinggi dari arah barat menuju timur di Jalan Raya Kedung Asem.

Disaat yang bersamaan, korban yang merupakan satu keluarga melintas untuk menyeberang jalan. korban yakni Sigit Hartanto (37), Sulistyowati (36), dan Danendra Abidzar (3).

Akibat kecelakaan itu Sigit mengalami pendarahan berat di kepalanya, sedangkan sang istri Sulistyowati mengalami patah kaki sebelah kiri. Naas sang anak yang masih balita, Danendra harus menghembuskan nafas terakhir saat dalam perjalanan ke RS Royal Rungkut.

Salah satu saksi mata, Yudha (23) salah satu saksi mengatakan mobil tersangka melaju sangat kencang hingga tak terkendali dan berujung menabrak para korban. “Itu kenceng mas trus nabrak satu keluarga menyeberang. Anaknya sempat sampai loncat nabrak kaca depan mobil sampai pecah,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Selain menabrak satu keluarga, lanjut Yudha, Tomi kemudian menabrak pengendara motor Honda Beat bernopol L 5029 WC yang dikendarai oleh Imron (17) warga Kedung Baruk.

“Habis nabrak keluarga itu tabrak motor sama mobil – mobil yang di pinggir mas,” imbuhnya.

Bukannya berhenti, Tomi justru semakin melaju kencang setelah mengakibatkan kecelakaan itu. Sejumlah saksi di lokasi kejadian pun mengejarnya hingga di depan Pasar Soponyono, saat itu mobil Tomi terhenti setelah menabrak pohon.

Beruntung, petugas kepolisian dari Polsek Rungkut dengan cepat datang ke lokasi kejadian dan mengamankan Tomi hingga tidak menjadi bulan-bulanan warga.