BudayaDaerahJawa Timur

Bahasa Jawa, Madura, Arab, Tionghoa dan Pendalungan Jadi Bahasa Saat HUT Probolinggo

×

Bahasa Jawa, Madura, Arab, Tionghoa dan Pendalungan Jadi Bahasa Saat HUT Probolinggo

Sebarkan artikel ini
Bahasa Jawa/Madura, Arab, Tionghoa dan Pendalungan Jadi Bahasa Saat HUT Probolinggo
Foto : Busana saat HUT Pronolinggo

Bahasa Jawa/Madura, Arab, Tionghoa dan Pendalungan Jadi Bahasa Saat HUT Probolinggo
Foto : Busana saat HUT Probolinggo

Lenterainspiratif.com | Probolinggo – Rayakan hari jadi Kota Probolinggo ke-661 ribuan warga memakan nasi jagung secara serentak di tempat masih, 30 peserta apel pun mengenakan busana pendalungan, etnis Jawa, Arab dan Tionghoa.

Tak hanya itu pembawa acara maupun komandan regu pada saat apel berbicara menggunakan 5 bahasa sekaligus. Yakni Bahasa Jawa/Madura, Arab, Tionghoa dan Pendalungan atau bahasa khas Probolinggo.

Wali Kota Probolinggo sendiri, Habib Hadi Zainal Abidin memilih mengenakan gamis yang merupakan busana khas Timur Tengah. Sedangkan Wakil Wali Kota Probolinggo MS Soufis Subri memilih mengenakan busana Tangzhuang khas Tionghoa.

Uniknya lagi, dalam acara Hari Jadi Kota Probolinggo juga mengadakan acara makan nasi jagung secara virtual serentak diseluruh wilayah kota Probolinggo.

Yang lebih unik lagi, ada acara tasyakuran dengan nasi jagung yang dilakukan secara virtual se-Kota Probolinggo. Acara diawali potong tumpeng nasi jagung dan dilanjutkan dengan makan bersama yang diawali dengan potong tumpeng.

Salah satunya ialah jemaat Gereja Kristen Jawa Wetan mereka memotong tumpeng lalu makan nasi jagung bersama-bersama di dalam gereja. Berikutnya Jemaah Masjid Agung Raudlatul Jannah, tak ketinggalan tim medis RSUD dr Mochamad Saleh. Bersama keluarga pasien, mereka juga makan nasi jagung. Bahkan warga juga turun berpartisipasi membagikan nasi jagung kepada pengguna jalan.

Seorang warga, Abrrar Khuddah mengaku senang makan nasi jagung bersama tim medis RSUD dan keluarga pasien.

fenomena makan nasi jagung yang dilakukan serentak oleh warga Probolinggo ini membuat kota Probolinggo Rekor Indonesia dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid).

“Di Hari Jadi Kota Probolinggo, semoga akan lebih baik ke depan. Dan asyik ikutan meramaikan makan bersama-sama nasi jagung dengan peserta terbanyak, mendapatkan piagam dan penghargaan dari Rekor Indonesia Leprid,” ujar Abrrar, sebagaimana dilansir dari Detikcom, Jumat (4/9/2020).

Acara makan nasi jagung serentak ini tercatat dalam Leprid sebagai yang terbanyak. Yakni ada 16.852 peserta yang makan nasi jagung di seluruh Kota Probolinggo. Mulai pejabat dan staf pemkot hingga semua elemen masyarakat.

Ketua Umum Leprid Paulus Pangka mengungkap bahwa sebelumnya sudah ada yang tercatat dalam rekor, namun hanya sebanyak 5 ribu peserta. Rekor itu berhasil dikalahkan dihari jadi Kota Probolinggo, yakni 16.852 ribu peserta.

“Memberikan apresiasi kegiatan yang diprakarsai Wali Kota Probolinggo, yang telah berhasil memprakarsai pangan lokal, makan bareng sego jagung terbanyak dan diikuti peserta mulai pejabat, jemaah, dan tim medis, serta semua elemen masyarakat untuk Hari Jadi Kota Probolinggo. Dengan jumlah 16.852 peserta makan nasi jagung, kita catat rekornya dan memberikan piagam dan penghargaan dari Leprid,” jelas Paulus saat dikonfirmasi.

Sementara menurut Wali Kota Hadi, nasi jagung merupakan makanan khas Kota Probolinggo, dan harus terus dilestarikan. “Kami tetap memunculkan berbagai etnis mulai dari Suku Jawa, Madura, Arab dan Tionghoa, dan komunitas dari nelayan juga petani. Itu menunjukkan perbendaan tidak menjadi kendala, kebersamaan menjadi kunci Kota Probolinggo keberhasilan, membangun Kota Probolinggo lebih baik lagi,” ujarnya.

“Dan makan khas nasi jagung diikuti semua lapisan masyarakat, instansi, jemaah gereja dan di masjid dengan peserta terbanyak mendapatkan rekor Indonesia. Dan pangan lokal perlu kita lestarikan,” tambah Hadi.

Di hari jadi Kota Probolinggo ini ia berharap pandemi COVID-19 segera berakhir. Sehingga perekonomian warga kembali menggeliat. (tim)

Banner BlogPartner Backlink.co.id