Daerah

Atasi Rendahnya Harga Kopra, Pemkab Bersama DPRD Halut Kunjungi PT MNS

foto : istimewa.
foto : istimewa.

HALUT – Menurunnya harga jual kopra, menjadi duka sendiri bagi para petani kelapa yang tersebar di Halmahera Utara (Halut). Bagaimana tidak, dalam pantuan media ini, harga kopra dalam kondisi sekarang ini, dipasaran hanya dihargai dengan 3.000 sampai dengan 3.500 per kilogramnya. Sungguh sangat berbeda jauh dengan pengeluaran yang harus keluar dari kocek sang petani, saat memproses buah kelapa menjadi industri kopra.

“Untuk memproses menjadi kopra, tidak kecil anggaran yang kami keluarkan. Bapak bisa bayangkan saja, dari mulai memanjat kelapa sampai membersihkan kebun, kita harus mengeluarkan biaya sewa pekerja. Belum lagi memproses menjadi kopra, juga butuh orang sewahan. Hitung saja, pengeluaran yang ada. Akhirnya, total harga jual kopra jika dikurangi biaya pengeluaran, kadang kadang kami hanya bisa membeli beras 1 karung, “keluh Malik, salah satu petani kelapa yang berada di Desa Igobula, Kecamatan Galela Selatan.

Mencoba mengatasi masalah ini, dengan menggandeng Pemkab Halmahera Utara, Komisi II DPRD Halmahera Utara, mengunjungi langsung pabrik pengolahan kopra terbesar, PT. Multi Nabati Sulawesi (MNS) yang bermarkas di Sulawesi Utara, guna membicarakan tindak-lanjut pendirian pabrik di Tobelo.

“Kita tetap komitmen ingin membawa petani di Halmahera Utara sejahtera. Kunjungan ini sebagai tindak lanjut Pemkab dan DPRD, untuk meminta kepastian perusahan dalam membangun pabrik di Tobelo. Saya optimis, semua berjalan dengan baik”, kata Josias Me, anggota KOMISI II DPRD Halut ketika dihubungi melalui sambungan selulernya, Kamis (08/11/2018).

Menurut dia, selain pihak DPRD, tampak BAPEDA dan Kepala Dinas Pertanian, hadir dan mempresentasikan soal potensi tanaman kelapa di Halmahera Utara, sehingga layak didirikan sebuah pabrik. “Saya sudah jelaskan, DPRD tidak main-main. Buktinya, BAPEDA dan Kadis Pertanian juga ikut menjelaskan, potensi kopra di Halmahera Utara, “tutur Josias.

Disamping itu, Josias juga optimis, pihak PT. MNS, akan tergugah dan mau berinfestasi di daerah ini. “Saya optimis, di Halut akan segera dibangun pabrik besar yang berada di Tobelo yaitu, di seputaran desa Tomahalu. Kita tunggu saja, “optimis dia.

Selain itu, Josias Me juga menambahkan, ketika perusahan dan pabrik sudah beroperasi di Tobelo, maka dipastikan persoalan rendahnya harga kopra, sudah bisa teratasi. “Yang jelas, kalau sudah ada pabrik di sini (Halut, red), otomatis harga kopra berlahan-lahan sudah bisa teratasi, “jelas Onco, sapaan akrab untuk Josias Me. (rey/dit)

Exit mobile version