DaerahJawa Timur

Anak Jalanan Menjamur Hingga Diduga Rebutan Wilayah, Dewan Nilai Ada Unsur Pembiaran

×

Anak Jalanan Menjamur Hingga Diduga Rebutan Wilayah, Dewan Nilai Ada Unsur Pembiaran

Sebarkan artikel ini

Junaidi malik
Foto : Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Junaidi Malik

lenterainspiratif.com | Mojokerto – Keberadaan anak jalanan di sejumlah ruas jalan Kota Mojokerto yang semakin menjamur membuat sejumlah kalangan dewan bereaksi, apalagi dengan adanya kejadian beberapa saat yang lalu, pengamen dan anak jalanan sempat bentrok hingga viral di media sosial. bentrok tersebut diduga rebutan lahan di ruas jalan gajah mada Kota Mojkerto.

Kepala Satpol PP Kota Mojokerto, Hariana Dodik Murtono, Rabu (5/8/2020) saat di konfirmasi atas bentrokan anjal dan pengemis tersebut menjelaskan, bahwa bentrok terjadi karena dipicu masalah pribadi.

“Pemicu pertengkaran karena masalah pribadi sampai memicu perkelahian,” ujar Kepala Satpol PP Kota Mojokerto, Hariana Dodik Murtono,

Sementara itu Junaidi Malik Wakil ketua DPRD Kota Mojokerto Rabu (5/8/2020) mengatakan bahwa keberadaan para pengamen di jalanan kota mojokerto adalah bentuk kelemahan kebijakan pemerintah setempat, parahnya mereka rata rata masih berusia pelajar. ia merasa kurang memahami bagaimana kerangka kebijakan program Pemkot yang berjalan selama ini sehingga nampak adanya kelemahan terkait persoalan tersebut.

” kelemahan kebijakan yang ada menjadikan para pengamen, peminta peminta seoalah olah mendaptkan legalitas dan ruang yang leluasa dan dipastikan semakin menjamur generasi pengamen kota mojokerto ke depan, bahkan sudah banyak anak usia pelajar, saya kurang memahami bagamana subantsi dasar dan kerangka kebijakan program Pemerintah setempat. anak jalanan dan pegemis ,semakin hari semakin menjamur serta pengamen dan peminta minta yang mangkal di beberpa perempatan trafig lift Kota Mojokerto yang setiap hari leluasa terlihat bebas seolah lepas dari pengawasan, pembinaan dan monitoring,” Kata Mas Juned sapaan akrab Junaidi Malik.

Lebih lanjut, Juned juga menyayangkan kondisi tersebut padahal kota Mojokerto menyandang predikat kota layak anak dengan didukung adanya Perda perlindungan anak juga perda terkait Kamtibmas, seharusnya predikat kota layak anak bisa di jalankan lebih subtantif dgn kebijakan program yang jelas dan terukur target nya.

” Seharusnya mereka didata kemudian dilakukan pembinaan untuk membangun mental kedewasaan berfikirnya menatap masa depan dengan jiwa kemandirian dengan kopetensi diri, itu harus bisa diaplikasikan dengan berbagi solusi kebijakan program pemerintah berupa pelatihan ketrampilan dan wirausaha ekonomi kerakyatan dengan berbagai fasilitas penunjang, dan yang usia pelajar difasilitasi masuk sekolah dengan tanggung jawab pemerintah langsung bagi yang tidak mampu, Karena mereka harus mendapatkan haknya dalam memperoleh pendidikan yang layak sehingga bisa meningkatkan SDM mereka dalam membangun masa depan” jelas Juned.

Selain itu juned juga menegaskan bahwa bentrokan anak jalanan yang terjadi jelas menjadi tanggung jawab pemerintah baik pusat maupun daerah, dengan pemerintah menjalankan fungsi kontrol, pengawasan, dan pembinaaan maka menjamurnya anak anak sebagai pengamen, peminta minta dan anak terlantar Karena faktor SDM dan ekonomi di semua daerah bisa berkurang dan teratasi sehingga mereka bisa segera mentas dan keluar dari lingkaran kehidupan kerasnya jalanan, dan bentrok antar pengamen, antar peminta minta relatif TDK akan sampai trjadi lagi.

” Mereka adalah anak bangsa generasi ke depan yang juga perlu mendaptkan hak dan kesempatan hidup yang sama secara layak, kehidupan yang aman dan nyaman dalam menatap masa depan, pemerintah harus bisa hadir ditengah ruang hati mereka degan sebuah solusi kebijakan yang kongkrit dengan Terget kinerja terukur output nya, ” tutup Juned

Sebelumnya, Bentrokan pengemis wanita itu diunggah oleh warganet Facebook Sepultura Imin pada Selasa (4/8) sekitar pukul 16.30 Wib.

Terlihat seorang pengemis wanita berpakaian daster warna biru motif putih dijambak rambutnya oleh seorang wanita berpakaian motif garis-garis bertopi warna hitam, beberapa orang lainnya terlihat saling dorong.

Diakhir video berdurasi 30 detik itu seorang wanita berpakaian motif garis-garis bertopi warna hitam, kembali memukul perempuan berbaju putih dan bertopi rimba.

Sementara terlihat beberapa orang melerai bentrokan antar pengemis wanita. Selain itu juga terlihat ada beberapa anak kecil yang diduga adalah anak-anak para pengemis.

“Pasukan Solak Taworan lor,” tulis akun Facebook Sepultura Imin diketerangan video yang di unggah.

Perkelahian pengemis wanita itu tak memperdulikan keadaan sekitar, bahkan mereka tetap melanjutkan perkelahian walaupun ada beberapa pengendara yang berhenti dan melerai mereka.

Video viral itu hingga hari ini mendapatkan 3.012 like dan mendapatkan 1.317 komentar.

Hasilnya warganet justru menghujat para pengemis wanita tersebut.

“Malah bnyak yang bawa anak masih kecil² bnget itu apa gg di tertip kan ya,” tulis komentar akun Intan Linda.

Tak hanya itu ada juga warganet yang menyebut bentrokan itu disebabkan perebutan lahan.

“Rebutan lahan iku,” tulis akun Marvis Erdian. (roe /adv )