Jawa TimurPeristiwa

Akibat Wabah PMK, Peternak Sapi di Jember Merugi Hingga Puluhan Juta

×

Akibat Wabah PMK, Peternak Sapi di Jember Merugi Hingga Puluhan Juta

Sebarkan artikel ini
PMK, Terjangkit PMK, Jember,
Sapi yang terjangkit wabah PMK

PMK, Terjangkit PMK, Jember,
Sapi yang terjangkit wabah PMK

Lenterainspiratif.id | Jember – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku menyerang 11 ekor sapi milik peternak di Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas, Jember. Akibatnya peternak tersebut merugi hingga puluhan juta rupiah.

Diketahui, 11 ekor sapi milik Saiful Bahri tersebut terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) sejak sepekan yang lalu.

“Sekitar tujuh hari sampai sekarang ini, jumlah sapi saya 11 ekor. Itu semuanya kena serang semuanya (suspek PMK). Pertama itu satu (ekor), kemudian setelah itu menular ke yang lain,” kata Saiful Bahri saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (20/5/2022).

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Purwoasri tersebut mengatakan, jika ia lebih memilih pengobatan alternatif. Selain itu Petugas Dinas Peternakan juga datang untuk melakukan perawatan.

“Pengobatannya lewat jamu yang diracik sama telur ayam, lewat infus juga, dan juga macam-macam obat. Tetapi, juga belum sembuh. Bahkan saya sampai mendatangkan (membeli) jamu 500 liter dari Madura seharga Rp 500 ribu,” ungkapnya.

“Ada kemarin, dari orang kesehatan (Dinas Peternakan), disuntik semuanya. Kemudian, dikenai biaya, per ekornya kemarin Rp 60 ribu. Setelah itu ada penurunan harga, jadi Rp 50 ribu,” ucapnya.

Lebih lanjut Saiful menjelaskan jika sebagai peternak pihaknya mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

“Sekarang kalau dihitung total kerugiannya kurang lebih Rp 25 juta. Karena dari satu ekor sapi sebelumnya ditawar Rp 35 juta, malah turun jadi Rp 10 juta. Jenisnya Sapi Kerapan. Itupun belum laku,” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Peternakan Jember, mengatakan, munculnya PMK ini dinilai mengejutkan, bahkan Dinas Peternakan Jember pun juga melakukan uji laboratorium terhadap sampel dilakukan dengan model PCR (Polymerase Chain Reaction).

“Karena saat kita merayakan Idul Fitri, Pemerintah Provinsi Jatim tidak libur karena kasus ini. Mereka setiap hari memonitor terus perkembangan kasus itu kami juga butuh waktu misalnya mengambil sampel Selasa, hasil keluar Jumat. Kami diberitahu hasilnya Sabtu,” kata Sugiarto saat dikonfirmasi awak media.(suf)