Jawa TimurPeristiwa

Wisata Taman Bahari Majapahit Bakal Punya Kawasan Pluralisme 

Kawasan Pluralisme
Kebersamaan Pemerintah dan pemuka agama di Kota Mojokerto

 

LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Taman Bahari Majapahit (TBM) bakal mempunyai Kawasan Pluralisme. Hal itu disampaikan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menghadiri rangkaian perayaan natal bersama yang diadakan Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (BAMAG) Kota Mojokerto di GBI ROCK Mojokerto, Jl. Mojopahit 139 Kota Mojokerto, Selasa (6/12/2023) malam.

 

 

Perempuan yang akrab disapa Ning Ita mengatakan, ide tersebut muncul setelah Pemkot Mojokerto meraih penghargaan Harmony Award yang diberikan Kementerian Agama tiga tahun yang lalu. Kemudian, Ning Ita saya mencoba berdiskusi dengan FKUB membahas moderasi beragama yang disatukan di dalam Kawasan Taman Bahari Majapahit di wilayah Pulorejo.

 

“Sekarang pembangunannya sedang dikerjakan dengan support anggaran dari 6 Kementerian, kita usahakan ada Kawasan Pluralisme,” ungkap wali kota.

 

Di lokasi pariwisata tersebut Pemkot Mojokerto telah menyediakan lahan untuk tempat ibadah dari 6 agama, yakni Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Hindu, Agama Buddha dan Agama Khonghucu.

Nantinya ke enam tempat ibadah dari enam agama tersebut akan dibangun berdampingan di kawasan yang sama.

 

 

“Saya bersyukur sekali, 10 hari yang lalu Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Kementerian Agama Prof. Dr. Drs I Nengah Duija, beliau mengucapkan terima kasih dan sekaligus akan mensupport untuk pembangunan tempat ibadah hindu dari Kementerian Agama, dan juga support dari beberapa umat agama hindu yang ada di beberapa daerah,” terang Ning Ita sapaan akrab Wali Kota Mojokerto.

 

 

Ia berharap support yang sama juga disusul dari lima umat agama lainnya atas rencana pembangunan kawasan pluralisme di area Taman Bahari Majapahit (TBM).

 

“Ketika nanti sudah terwujud enam tempat ibadah dari seluruh umat beragama yang ke enam – enamnya ada di Kota Mojokerto, dan berada dalam satu Kawasan yang sama, tanpa sekat ,tanpa batas maka betapa indahnya moderasi beragama di Kota Mojokerto tercinta ini,” imbuhnya.

 

 

Dikatakan Ning Ita, ia selalu bermimpi Kota Mojokerto yang kecil namun memiliki semangat kejayaan Majapahit 800 tahun yang lalu dengan sumpah palapa yang menyatukan berbagai perbedaan dalam satu kesatuan.

 

 

“Kita adalah generasi penerus Majapahit, pasti bisa mengukir sejarah kembali dengan spirit of majapahit untuk menjadikan Kota Mojokerto sebagai pusat kejayaan di Nusantara ini,” pungkasnya. (roe/adv)

Exit mobile version