Lenterainspiratif.com | Mojokerto – Viralnya video tumpukan uang pecahan Rp 100 ribu di dalam mobil berbrending Paslon Pilbup Mojokerto No. 01 IKBAR, kini berbuntut hingga ke ranah hukum. Pasalnya tim pemenangan Ikfina Fahmawati – Muhammad Al Barra (Ikbar) merasa dirugikan dengan adanya video itu, sehingga mereka memutuskan untuk melaporkan perekam dan pengunggah video tersebut ke Polda Jatim.
Tim kuasa hukum Ikbar, M Sholeh bersama ketua pemenang Santoso, menuturkan bahwa pihaknya telah melaporkan yang bersangkutan pada Senin (12/10) dengan tuduhan penyebaran berita hoax dan ujaran kebencian yang merugikan paslon no. 1 itu.
“DKK yang kita maksud itu, ya termasuk yang berkomentar negatif yang menyangkut tautkan video tersebut pada kasus korupsi pak MKP. Ini tidak hanya soal Pilkada, ini tidak hanya soal politik. Siapa pun jangan menghina dengan menulis di medsos itu dampaknya luar biasa,” ungkapnya.
Sholeh juga mengatakan, laporan yang ia buat bertujuan untuk memberi pelajaran kepada semua orang agar lebih berhati-hati dalam bermedia sosial.
“Kita sangat dirugikan dan ini era digitalisasi maka ini harus menjadi pelajaran, siapapun tidak boleh sembarangan mengupload dan berkomentar sesuatu yang tidak benar, supaya orang-orang seperti ini tidak menganggap UU ITE ini hanya sekedar, dan kita pengen membuktikan,” tambahnya.
Soleh berpendapat bahwa video yang viral itu telah diedit sedemikian rupa sehingga menimbulkan stigma negatif.
“Boga kami laporkan ke Polda Jatim, karena dia menggabungkan dua video menjadi satu, kesannya mobil itu direncanakan untuk membagi-bagikan duit setelah pengundian nomor urut paslon. Padahal itu kejadian berbeda,” ungkapnya, Kamis malam.(15/10/2020).
Kata Sholeh, Boga diduga menggabungkan dua video dengan objek utama Mobil Daihatsu Xenia nopol S 1012 SC. Mobil warna putih itu milik Najib Alfalaq, Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Mojokerto sekaligus Wakil Sekretaris tim pemenangan Ikbar.
Video pertama, memperlihatkan calon Wakil Bupati Muhammad Al Barra menyemprot cat ke mobil milik Najib itu berlokasi di Gate House Pacet. Sedangkan video kedua, memperlihatkan mobil yang berisi uang pribadi milik Nadjib, dan itu diambil di wilayah Dawarblandong.
“Saya tidak tahu Boga itu pendukungnya nomor 1, 2, 3 nggak tahu tetapi tentu motif ini kalau mau membela tim Ikbar itu nggak mungkin dia membuat video seperti itu maka tentu mereka ini adalah lawan politik tetapi penyidik itu tidak bicara motif politiknya. Yang digali adalah motif pidananya bahwa ini ada yang dihina atau sesuatu yang tidak benar di situ tugas penyidik,” terangnya.
“Secara politik kita sangat dirugikan, kita harus banyak menjawab hal-hal yang tidak perlu sehingga kita kehabisan energi hanya untuk mengatasi persoalan-persoalan seperti ini,” tandasnya. (Roe)