Mojokerto, lenterainspiratif.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto kembali melakukan rotasi jabatan di lingkup pejabat eselon II. Sebanyak tiga kepala dinas resmi dimutasi dalam prosesi pelantikan yang digelar di Rumah Rakyat Pemkot Mojokerto, Rabu (10/9/2025). Mutasi ini menjadi bagian dari upaya penyegaran organisasi sekaligus strategi peningkatan kinerja birokrasi.
Adapun pejabat yang mengalami rotasi, yakni Ruby Hartoyo yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kini dipercaya sebagai Sekretaris DPRD Kota Mojokerto.
Sementara itu, posisi yang ditinggalkan Ruby diisi oleh Agung Moeljono Soebagijo, yang sebelumnya memimpin Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Baperinda).
Sedangkan jabatan Kepala Baperinda kini resmi diemban oleh Riyanto, yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan Daerah (BPKPD).
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, yang memimpin langsung prosesi pelantikan, menekankan pentingnya memandang mutasi sebagai peluang untuk berkembang. Ia menilai, jabatan yang diamanahkan kepada setiap aparatur sipil negara (ASN) merupakan bentuk kepercayaan yang harus dijalankan dengan penuh integritas.
“Alhamdulillah pada hari ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk melaksanakan pelantikan jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto dengan suasana khidmat dan penuh kebersamaan,” ujar Ning Ita.
Lebih lanjut, Ning Ita menyampaikan bahwa pelantikan bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi momentum untuk meningkatkan kapasitas diri dan kemampuan berinovasi. Menurutnya, tantangan ke depan semakin kompleks, terutama dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pusat.
“Pelantikan ini dapat menjadi sarana untuk upgrade kapasitas diri dan terus melahirkan inovasi. Karena kita ketahui Presiden Prabowo Subianto melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2025 melakukan kebijakan pemotongan anggaran di sejumlah sektor pemerintahan guna efisiensi,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya kreativitas dalam mengelola keterbatasan anggaran. Dengan kondisi fiskal yang semakin ketat, para pejabat di Pemkot Mojokerto diminta untuk tidak hanya menjalankan tugas rutin, tetapi juga mampu mencari solusi inovatif yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kita untuk berkreasi dalam mengelola sumber daya anggaran yang terbatas. Saya mendorong seluruh pejabat untuk bersinergi baik internal maupun eksternal, agar anggaran yang tersedia bisa tepat sasaran, optimal, dan memberikan dampak maksimal,” tegasnya.
Prosesi mutasi ini menandai komitmen Pemkot Mojokerto dalam menjaga stabilitas kinerja pemerintahan di tengah dinamika kebijakan nasional. Dengan susunan pejabat baru, diharapkan roda pembangunan dan pelayanan publik tetap berjalan efektif meski berada dalam situasi keterbatasan anggaran.