Lenterainspiratif.id | Jakarta – Beberapa waktu lalu media sosial digegerkan dengan beredarnya video tiktok yang dibuat 3 bocah laki-laki, dalam video itu mereka menyebut percuma wanita merawat wajah kalau ‘bagian bawah’ bau sampah.
“Jangan muka aja yang dirawat, bawahan bau sampah,” demikian caption di unggahan pengguna akun TikTok @naffzuraizzi_.
Namun apakah membuat vagina beraroma wangi diperbolehkan? Misalnya dengan menggunakan sabun khusus daerah kewanitaan.
Dokter spesialis kulit dan kelamin Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK(K), FINSDV, FAADV, dari DNI Skin Centre menjelaskan, sabun pencuci vagina sebenarnya tidak baik digunakan untuk mewangikan area vagina.
“Pemakaian sabun pembersih vagina tidak dianjurkan karena justru dapat mengganggu keseimbangan pH dan bakteri baik di vagina. Serta berisiko menimbulkan iritasi pada area vagina,” terangnya, Kamis (6/5/2021).
Menurut dr Darmaputra, bau pada vagina adalah normal selama tidak dibarengi dengan adanya keputihan yang tidak sehat, misalnya bau lebih menyengat dan amis. Hal itu dapat menjadi tanda adanya infeksi jamur, bakteri, atau parasit pada vagina.
Memang, sabun pencuci vagina ini mudah ditemukan di toko-toko. Harganya pun relatif murah, berkisar 20-30 ribu rupiah per botol.
Jika merasa amat memerlukan, sabun pencuci vagina boleh digunakan. Dengan syarat, tidak terlalu sering sampai mengganggu keseimbangan pH di area vagina.
“Istilah penggunaannya memang masih kontroversi. Ada 2 sisi, jadi penggunaannya selama nggak terlalu sering dan nggak sampai mengubah pH atau keasaman vagina yang bisa membunuh flora normal, itu masih nggak apa,” jelas dr Darma.
Ia juga mengingatkan bahwa vagina bisa dibersihkan dua kali sehari tanpa menggunakan sabun, dan jangan terlalu sering membersihkannya agar tidak menimbulkan iritasi.
Gunakan air bersih dan bilas dengan arah depan ke belakang. Setelah itu, keringkan dengan handuk lembut dan bersih.