Lenterainspiratif.id | Jakarta – Acara Pembukaan Simposium Pendidikan Nasional dan puncak Hari Lahir (Harlah) LMND Ke-24, dengan tema, “Pendidikan Adalah Gak Bagi Setiap Warga Negara”, resmi di gelar dan berjalan dengan baik. Bertempat di ruang aula hotel mega proklamasi Menteng Jakarta pusat, Sabtu (22/07/2023).
Hadir dalam kegiatan pembukaan, Direktur Jendral (Dirjen) Kebudayaan, Hilman Farid Ph.D, Roy Septa Abimanyu sebagai pemantik pertama simposium pendidikan nasional, Ketua Umum LMND, Muhammad Asrul, para pengurus Nasional LMND, perwakilan kawan-kawan LMND tingkat wilayah hingga kabupaten/kota se-Indonesia sebagai peserta kegiatan sebanyak 500 lebih.
Ketua Panitia, Naufal Dzaky Salsabila, menyampaikan, bahwa pendidikan dapat di anggap sebagai hak bagi warga negara, karena pendidikan adalah ruang untuk memberikan kesempatan bagi warga negara, oleh karena itu pendidikan ini menjadi faktor utama suatu negara yang bisa dinilai maju atau tidaknya.
“Dalam menjalankan program pendidikan nasional, berbagai update penting dalam pendidikan seperti, inovasi, metode pengajaran, kurikulum, teknologi pendidikan, dan lainnya, itu harus menjadi perhatian penting bagi semua nya, guna untuk mempercepat pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya suatu negara,” ucapnya.
Sementara Ketua Umum LMND, Muhammad Asrul, dalam sambutannya mengatakan, bahwa banyak kegiatan yang di lakukan oleh LMND, dan ini sebagai tugas LMND sebagai bagian dari rangkaian perayaan puncak Harlah LMND yang ke 24 tahun, yang ke 24 tahun LMND ini kita sudah mendorong satu Deadline bahwa LMND harus menjadi organisasi yang Modern, Mandiri, dan Terbesar di Indonesia.
“Dan hari ini kehadiran kawan-kawan dari perwakilan seluruh kabupaten/kota seluruh Indonesia mengandalkan 3 isu besar ini bisa capai, karena ini perayaan tersebar LMND sepanjang LMND sudah 24 tahun,” ucap Ketum LMND.
Kata Asrul, mengemas Simposium ini kita jadikan sebagai ruang untuk delegasian gagasan secara ideologi, karena di dalam 1 bulan terakhir ini Eksekutif Nasional LMND sudah mendorong dan memberikan arahan kepada seluruh kawan-kawan struktural, baik di tingkat wilayah, dan kabupaten/kota untuk melakukan riset terhadap persoalan pendidikan baik di tingkatan provinsi hingga kabupaten/kota, untuk menyampaikan hasil riset tersebut.
“Yang ini nantinya kita bukukan untuk menjadi sebagai manifesto pendidikan nasional ataupun jalan baru pendidikan nasional. Karena ini kita tahu sebentar lagi kita akan menghadapi pemilu 2024, kita harus mampu mendorong satu politik luar biasa, karena sekarang ada beberapa figur yang di prediksi akan menjadi calon presiden, wakil presiden, maupun partai-partai politik itu belum memberikan gagasan mereka terhadap pendidikan,” sebut Asrul.
Ketum LMND ini pun berharap dalam simposium pendidikan ini kita bisa melahirkan satu manifestasi pendidikan nasional ataupun dalang atas problematika dalam dunia pendidikan.
Terpisah, Direktur Jendral Kebudayaan, Hilman Farid Ph.D, mengajak kepada seluruh peserta simposium untuk praktekan pendidikan ini, serta juga mengikuti situasi yang sangat spesifik bagi masyarakat yang ada, yang itu memaksakan masyarakat seperti di pedesaan agar belajar seperti yang kita rasakan di kota, yang dengan mengubah masyarakat tersebut lain dari pada yang lainnya.
“Ini lah satu persoalan dengan aksesnya ada maka muridnya juga ada, tetapi akses kita harus juga sesuai dengan pendidikan yang ada,” ujar Dirjen Kebudayaan. (TT).