InspiratifJawa Timur

SI MOMO NEKAT: Edukasi Balita Lewat Boneka Tangan, Puskesmas Kranggan Sukses Tingkatkan Partisipasi Posyandu

SI MOMO NEKAT: Edukasi Balita Lewat Boneka Tangan, Puskesmas Kranggan Sukses Tingkatkan Partisipasi Posyandu

Mojokerto, lenterainspiratif.id – Dalam upaya menekan angka stunting dan meningkatkan partisipasi masyarakat di posyandu, Puskesmas Kranggan Kota Mojokerto meluncurkan inovasi unik yang diberi nama SI MOMO NEKAT, singkatan dari edukaSI eMOtional demonstration menggunakan boNEKA Tangan, Selasa (12/03/2024). Metode ini berhasil menjadi strategi komunikasi yang menyenangkan, menyentuh sisi emosional, serta mengedukasi sasaran posyandu balita secara aktif dan interaktif.

 

Berdasarkan data capaian bulan timbang di wilayah kerja Puskesmas Kranggan, prevalensi stunting mengalami penurunan dari 8,9 persen pada tahun 2020 menjadi 3,01 persen pada tahun 2022. Namun, dua kelurahan di wilayah tersebut sempat menempati peringkat dua dan tiga tertinggi dari 18 kelurahan dengan kasus stunting di Kota Mojokerto. Rendahnya capaian partisipasi masyarakat dalam posyandu, atau D/S, juga menjadi tantangan tersendiri. Pada tahun 2020, angka D/S hanya sebesar 40,6 persen, terendah di antara enam puskesmas di wilayah kota.

 

Melalui SI MOMO NEKAT, Puskesmas Kranggan menghadirkan pendekatan berbeda dalam penyuluhan kesehatan anak. Dengan memanfaatkan panggung boneka tangan dan permainan edukatif, sasaran yang terdiri dari balita, orang tua, serta kader motivator dilibatkan secara langsung dalam proses edukasi. Dalam pertunjukan tersebut, empat tokoh boneka yaitu Momo, Ibu Rumpi, Ibu Sri, dan Titi menyampaikan pesan-pesan kesehatan seputar gizi anak, PHBS, kebersihan diri, serta pencegahan penyakit menular dan tidak menular. Kegiatan diawali dengan jingle ceria berjudul “Rumpi Sehat” dan ditutup dengan sesi permainan edukatif menggunakan alat peraga. Materi edukasi juga dibagikan dalam bentuk leaflet bergambar agar pesan yang disampaikan semakin mudah dipahami.

 

Selama pelaksanaan kegiatan, suasana berlangsung kondusif dan menyenangkan. Anak-anak terlihat antusias, sementara orang tua pun tenang menyimak edukasi. Menurut petugas Promkes Puskesmas Kranggan, pendekatan ini terbukti mampu menyampaikan informasi kesehatan secara efektif. “Selama pertunjukan berlangsung, ibu tenang, anak senang. Sehingga pesan-pesan kesehatan bisa tersampaikan,” ujarnya.

 

Hasil dari penerapan inovasi ini terlihat nyata dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu. Dari angka 40,6 persen pada 2020, capaian D/S meningkat menjadi 41,3 persen di tahun 2021, lalu melonjak drastis menjadi 71 persen pada 2022, 85,5 persen pada 2023, dan mencapai 91,1 persen pada 2024. Hingga pertengahan tahun 2025, angka tersebut masih terjaga tinggi di 78,95 persen.

 

SI MOMO NEKAT tidak hanya menjadi solusi atas rendahnya partisipasi masyarakat, tetapi juga menjadi contoh pendekatan edukasi yang ramah anak, menyenangkan, dan tepat sasaran. Inovasi ini diharapkan dapat terus dikembangkan dan direplikasi di wilayah lain sebagai bagian dari strategi komunikasi perubahan perilaku dalam program penurunan stunting nasional. Puskesmas Kranggan membuktikan bahwa edukasi kesehatan bisa dikemas secara kreatif dan tetap berdampak besar.

Exit mobile version