Jember | Lenterainspiratif.id – Selama masa pandemi nasib petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur, benar-benar terpuruk dan harus mendapatkan perhatian lebih oleh Pemerintahan setempat.
“Sektor pertanian yang menjadi kontributor terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jember dan 3,3 persen penyumbang PDRB Provinsi Jawa Timur saat ini mengalami kontraksi yang besar dan memukul para petani selaku ujung tombak ketahanan pangan Jember,” kata Agus Khaeroni, juru bicara Fraksi Pandekar.
Pemangkasan 50 persen oleh pemerintah pusat menyebabkan terjadinya kelangkaan pupuk yang akhirnya dikeluhkan oleh para petani di Jember.
“Ini berdampak pada naiknya harga semua jenis pupuk. Hal ini diperparah dengan rendahnya harga komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan dampak dari pengetatan mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat,” katanya.
Bupati Hendy Siswanto mengatakan, Pemerintah Kabupaten Jember sudah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi permasalahan kelangkaan pupuk.
“Kami mengajukan penambahan kuota pupuk ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” katanya, dalam sidang paripurna di gedung DPRD Jember, Rabu (1/9/2021).
Hasilnya, Jember mendapatkan realokasi tambahan kuota pupuk Urea, ZA 2.621.000 kilogram, NPK 2.782.000 kilogram, dan pupuk organik 1.184.000 kilogram.
“Rendahnya harga komoditas pertanian dikarenakan hukum pasar di mana melimpahnya produksi menyebabkan makin rendahnya harga dan diperparah dengan adanya dampak dari pandemi covid-19 pada sektor ekonomi,” kata Hendy. ( Suf )