Lenterainspiratif.id | Lumajang – Pasir dari erupsi Gunung Semeru merendam puluhan rumah di Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang hingga setinggi 4 meter. Disisi lain, warga mengaku bangunan rumah mereka memiliki ketinggian 5-6 meter.
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, banyak rumah warga setempat hanya terlihat atapnya saja. Rumah-rumah tersebut berada dekat dengan lokasi penambangan pasir sehingga dilewati oleh lahar dingin. Perkampungan nampak gelap gulita tanpa adanya penerangan.
“Pas kejadian itu semua gelap seperti sudah malam. Ada yang bisa menyelamatkan diri ada yang tidak. Orangtua saja bersyukur bisa menyelamatkan diri,” kata salah satu warga bernama Salim yang tinggal di beda RT dengan orangtuanya, Minggu (5/12/2021).
Dia mengaku semua warga berteriak dan lari menyelamatkan diri masing-masing saat kejadian Sabtu (4/12/2021) sore tersebut. Namun ada yang berusaha menolong saudara dan menyelamatkan hewan ternak.
“Semua teriak-teriak, lari-lari, sudah kalang kabut ceritanya. Ada yang sambil narik sapinya, nyusul (jemput) saudaranya yang masih di dalam rumah,” kenangnya.
Jerit tangis para warga bersautan dari segala penjuru, mereka merasa terjebak dan panik karena semua pandangan mereka tertutup gumpalan awan tebal. “Semua menangis, apalagi wanita dan anak-anak. Apalagi saat itu anak-anak persiapan berangkat mengaji, jadi semua berteriak dan menangis
Dirinya segera mencari orangtuanya. Beruntung semua keluarganya berhasil selamat dan memilih mengungsi. Saat ini dirinya memilih untuk tidak tidur dan menjaga situasi dan kondisi bila ada kejadian susulan.
“Orangtua saya selamat, alhamdulillah,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 14.47 WIB. Sejumlah desa di Lumajang terkena dampak awan panas Gunung Semeru, yakni Kecamatan Pronojiwo meliputi Desa Curah Kobokan dan Desa Supiturang. Serta Kecamatan Candipuro meliputi Desa Sumberwuluh.
Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar menyebut 1 orang meninggal di kawasan Curah Kobokan. 41 Korban mengalami luka bakar lahar panas, 2 di antaranya ibu hamil yang mengandung usia 8 dan 9 bulan.
Para korban, lanjut Indah, saat ini tengah menjalani perawatan di Puskesmas dan rumah sakit terdekat. Mayoritas warga mengalami luka bakar di bagian wajah mereka, bahkan ada yang mengalami luka bakar di sekujur tubuh. ( fi)