LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Pesta rakyat peringatan hari jadi Kota Mojokerto ke-105 sukses menyedot animo masyarakat, Selasa (20/6/2023). Ribuan warga berbondong-bondong mengunjungi Alun-alun Wiraraja untuk melihat penyanyi cilik Farel Prayoga sambil menyantap makanan gratis.
Acara kali ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Mojokerto ke-105 tahun. Dimulai upacara yang dipimpin Walikota Mojokerto Ika Puspitasari, disambung lantunan lagu dari bintang tamu Farel Prayoga.
Acara kali ini juga menampilkan tarian kolosal serta kesenian barongsai. Kemudian dilanjut pemotongan tumpeng raksasa berisi makanan khas Kota Mojokerto yakni Onde-onde. Disamping itu, Pemkot Kota Mojokerto menyediakan 31 ribu porsi makanan gratis untuk masyarakat umum.
Rangkaian kegiatan pagi ini cukup menarik perhatian masyarakat, tak terkecuali Firman (26). Pria asal Kelurahan Gunung Gedangan Kecamatan Magersari itu menilai jika HUT tahun ini salah satu perayaan paling semarak.
“Menurut saya paling meriah, baru kali ini saya melihat pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto penuh seperti ini,” ucapnya.
Firman mengaku tiba di Alun-alun Kota Mojokerto sekitar pukul 07.00 pagi hari. Kedatangannya untuk mencicipi hidangan makanan gratis.
“Kapan lagi kan mas bisa makan gratis sambil melihat Farel Prayoga,” ujarnya.
Pesta rakyat ini rupanya menarik perhatian warga dari luar Kota Mojokerto. Seperti Sukarno (42) pria asal Sumobito, Jombang itu mengaku ingin melihat artis cilik Farel Prayoga.
“Niatnya sebenernya pengen lihat Farel, eh ternyata ada pesta makan gratis, ya lumayan,” tuturnya.
Sementara itu, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, HUT ke-105 yang bertepatan pada tanggal 20 Juni merupakan hari bahagia bagi seluruh masyarakat Kota Mojokerto. Sebab, masyarakat merupakan bagian penting dan berhak menikmati semarak kebahagiaan pada hari jadi Kota Mojokerto ke-105 ini.
“Di alun-alun yang sudah berdiri megah ini, kita semua menjadi saksi sejarah perjalanan 105 tahun Kota Mojokerto,” ucapnya.
Ia menambahkan, Tugu Wiraraja dibangun dengan nuansa ke-Majapahit-an, menggambarkan filosofis perjalanan hidup yang dinamis bercita-citakuan tidak lepas dari religiussitas dan spiritualitas serta menggambarkan keberagaman masyarakat di Kota Mojokerto.
“Untuk itu ditempat ini pula kita menggelar tasyakuran atau pesta rakyat,” kata Walikota yang akrab disapa Ning Ita.
Ning Ita mengungkapkan, 105 tahun merupakan waktu yang cukup panjang bagi sejarah pembangunan di setiap daerah. Ia turut bersyukur lantaran perkembangan pembangunan di Kota Mojokerto dari masa ke masa terus mengalami kemajuan.
“Dari tahun 2018 sampai 2023, kiranya cukup untuk menggambarkan dimensi dan kondisi daerah ini yang semakin berkembang. Sebanyak 9 indikator perkembangan pembangunan, Alhamdulillah kita sudah melampaui,” pungkasnya. (Roe/adv)