Lenterainspiratif.com | Ternate – Eksekutif Komisariat Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (Ekom-LMND) Ummu Ternate, menggelar dialog sebagai merefleksikan Hari Pahlawan Nasional, dengan tema, “Omnibuslaw Sebagai Kekuatan Neoliberalisme”, yang bertempat di Caffe NBCL, depan kampus B Ummu Ternate, Kelurahan Sasa, Kecamatan Kota Ternate Selatan. Rabu (11/11/2020).
Hadir sebagai pemantik, Ketua Wilayah LMND Malut, Rahmat Karim, Pemerhati Sosial, Alan Ilyas, Aktivis Lingkungan, Astuti N. Kilwow, serta di pandu langsung oleh Ketua Komisariat Ummu Ternate, Nurhidayat Hi. Gani.
Dalam pemaparan pamantik pertama, Alan Ilyas, menyampaikan neoliberalisme sendiri masuk ke indonesia sudah sejak dari tahun 1970 dengan berbagai macam kekuatan.
“Sampai saat ini kita juga tidak di untungkan baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun secara politik. Dari kita melihat dari situasi nasional saat ini, negara ini hampir kehilangan ide dan gagasan dalam rangka mengelola sumber daya alam itu sendiri dalam kemakmuran rakyat,” ungkapnya.
Sehingga, kata Alan, akibat negara tidak memiliki solusi maka negara menyerahkan kepada dunia internasional dalam hal ini negara asing, untuk mengelola SDA kita, melalui legitimasi omnibuslaw itu sendiri.
Untuk pemantik kedua, Astuti N. Kilwow memaparkan bahwa pengaruh omnibuslaw terhadap perampasan ruang hidup dan kerusakan ekologi di indonesia, yang ini bukan sebuah hal yang baru.
“Sebelum kita membahas dampak omnibuslaw, kita lihat lagi mekanisme perumusan dan pengesahan UU No 15 Tahun 2019, ini yang sangat menyimpang dari ketentuan peraturan pembentukan perundang-undangan, yang prosedurnya mulai di lihat dan jarang ketika presiden jokowi mengeluarkan pidatonya terkait rencana pemerintah membuat suatu regulasi yang di kenal dengan undang-undang sapu jagat yang menghimpun beberapa regulasi pengemis itu mulai oktober 2019,” ujarnya.
Padahal menurut Tuti, dibanding dengan beberapa UU yang mandet di DPR-RI seperti UU Penghapusan Kekerasan Seksual, yang tidak di sahkan, bahkan di tahun 2020 ini dapat di keluarkan di Proleknas.
Sementara pemantik ketiga, Rahmat Karim, sebagai ketua wilayah LMND Malut, dapat memaparkan bahwa dalam menganalisa dan membandingkan gerakan di masa periode pertama rezim pemerintahan Jokowi sampai hari ini.
Karena menurut Amat sapaan akrab Rahmat, yang pertama jokowi sudah dari periode pertama dapat mengeluarkan salah satu program nasional yaitu Masyarakat Ekonomi Asean.
“Dalam proses gerakan di masa pemerintahan jokowi pertama sampai saat ini gerakannya masih sama, dalam hal ini gerakan dalam menanggapi isu nasional maupun isu daerah,” sebutnya.
Dari beberapa isu maupun program yang di canangkan Jokowi, di katakan Amat, bahwa dalam gerakan mahasiswa tersebut terlambat dalam menanggapi isu dan program tersebut.
Terpisah, Ketua Komisariat LMND UMMU Ternate, Nurhidayat Hi. Gani, saat di konfirmasi awak media, mengatakan, Dialog publik yang dilakukan oleh Ekom-LMND UMMU ternate ini adalah sebagai merefleksikan kembali hari pahlawan nasional yang jatuh pada 10 november 2020 kemarin.
Menurutnya, Dialog ini juga sebagai ajang konsolidasi di tingkat mahasiswa yang bernaung di UMMU untuk bersama-sama menyatukan kekuatan guna membijaki bersama UU Omnibus Law yang telah di tekan presiden menjadi UU no 11 tahun 2020 Tentang cipta kerja (omnibus law).
“Selain dari itu, dialog yang dilakukan ini juga merupakan bentuk protes dan ketidak keselakatan kita LMND atas pemberlakuan omnibus law,” tutup Anto sapaan agrab Nurhidayat. (Toks).