PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa jawa merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk dalam muatan lokal wajib di SMA Negeri 1 Kutorejo. Mata pelajaran ini diajarkan disetiap jenjang yaitu kelas X, XI dan XII, yang mana semakin tinggi jenjang kelas maka materi yang di terima semakin kompleks. Salah satu materi yang ada dalam pembelajaran Bahasa jawa adalah materi tembang macapat. Namun pada pembelajarannya masih ditemui banyak siswa yang kesulitan dalam materi tembang macapat yakni ketika membaca titilaras tembang macapat. Banyak siswa yang merasa kurang percaya diri dalam membaca titilaras tembang macapat karena tidak terbiasa melagukannya. Siswa menganggap tembang sulit untuk dilagukan karena mereka masih kurang terbiasa dengan titi laras. Pembelajaran yang dianggap sulit tentu akan berimbas pada minat dan fokus peserta didik saat mengikuti pelajaran.
Selain penyebab dari siswa, ada juga faktor yang muncul dari guru yaitu guru maih belum menggunakan model, metode dan media yang tepat dalam menerapkan pembelajaran nembang macapat. Hal tersebut angat berpengaruh terhadap terhadap minat peserta didik. Peserta didik tentu akan lebih termotivasi dan dan lebih memahami materi jika guru menyesuaikan setiap materi dengan metode yang sesuai.
Kegiatan best practice ini diharapkan bisa menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi dan juga berdiskusi untuk menjadikan siswa lebih aktif dan menumbuhkan rasa percaya diri. Berikut manfaat yang diharapkan bagi siswa, guru dan sekolah.
1. Bagi Siswa
a) Siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
b) Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada saat proses pembelajran berlangsung.
c) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d) Meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
a) Memperluas wawasan.
b) Meningkatkan profesional kerja.
c) Meningkatkan peran guru sebagai fasilitator.
d) Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
e) Memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Jawa
khususnya pada materi tembang macapat
PELAKSANAAN KEGIATAN
Tujuan dari penulisan Best practice ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca titilaras maupun melagukan tembang macapat. Sasaran pelaksanaan Best Practice ini adalah siswa kelas XI IPS 5 SMA Negeri 1 Kutorejo sebanyak 32 siswa. Bahan yang digunakan dalam materi ini yaitu materi Tembang macapat kelas XI dengan pokok bahasan membaca titilaras atau melagukan tembang macapat gambuh laras pelog pathet nem.
Cara yang digunakan dalam Best practice ini yakni dengan Menerapkan model Project Based Learning melalui metode demonstrasi dengan menggunakan aplikasi E-Gamelan. Berikut Langkah-langkah melaksanakan kegiatan:
1. Pemetaan Capaian Pembelajaran (CP) Pemetaan CP dilakukan untuk menentukan CP yang akan dapat diterapkan dalam Pembelajaran Tembang Macapat. Berdasarkan hasil telaah CP yang ada di kelas XI, penulis memilih model pembelajaran project based learning
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensi sebagai berikut. Perumusan Indikator Pencapaian kompetensi pada materi tembang macapat
Capaian Pembelajaran: Peserta didik mampu membaca dan merespon berbagai macam teks geguritan/puisi, tembang macapat/tembhâng macapat, seni pertunjukan/ tatèngghun, teks anekdot/palegghirân di media cetak dan elektronik. Peserta didik mampu mengapresiasi dan mengevaluasi berbagai macam jenis teks fiksi dan nonfiksi berbentuk cetak atau digital.
Alur Tujuan Pembelajaran
a). Setelah menyimak pemaparan materi titi laras tembang macapat melalui video tembang (C) peserta didik (A) bernalar kritis dapat menyimpulkan laras dan pathet (B) dengan benar (D). (C5, PPP, TPACK).
b). Setelah menyimpulkan laras dan pathet tembang (C) peserta didik bersama kelompok dengan kreatif (A) dapat membaca srambahan tembang gambuh laras pelog pathet nem melalui E-Gamelan (B) dengan benar(D). (PPP, C3, TPACK).
c). Setelah membaca srambahan (C ) peserta didik (A) secara mandiri maupun bergotong royong dapat membaca/melagukan titilaras dan cakepan tembang macapat gambuh (B) dengan tepat(D). (C6, PPP,4C).
3. Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih dalam bet practice ini adalah model pembelajaran
4. Project based Learning.
Pembuatan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran tembang macapat ini adalah PPT materi tembang (canva presentation), video rekaman melagukan tembang macapat, serta aplikasi wordwall, google form.
5. Kegiatan Pembelajaran Sesuai Model Pembelajaran
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang terdiri dari 6 fase. Namun pada pembelajaran tembang macapat yang diterapkan pada pertemuan ke 3 ini menggunakan fase 4-6.
a). Kegiaran Pembukaan:
1). Peserta didik didampingi guru mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa, absensi, dan menyiapkan buku pelajaran. (beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia).
2). Peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya yaitu jenis tembang macapat, paugeran tembang macapat (komunikatif).
3. Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik tentang nembang macapat, yaitu:
a). Apa kamu pernah nembang?
b). Apa itu titilaras?
4). Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan penilaian yang akan dilaksanakan.
5). Peserta didik mengerjakan pretes yang diberikan guru melalui wordwall
b. Kegiatan inti:
1. Memonitoring perkembangan peserta proyek (Fase 4).
a). Peserta didik bersama kelompok secara kritis menyimpulkan titilaras dan pathet tembang macapat gambuh yang telah diamati melalui video tembang yang dipaparkan guru ( PPP,C5,TPACK).
b). Peserta didik dibimbing untuk membaca srambahan dengan pemodelan vidio dan e-gamelan bersam sama. (PPP/gotong royong, 4C, C3,TPACK).
c). Peserta didik mulai berlatih membaca titilaras tembang gambuh laras pelog pathet nem yang telah dibuat bersama berkelompok pada pertemuan sebelumnya.
d). Guru memantau keaktifan peserta selama melaksanakan projek (berlatih berulang ulang sesuai pembagian larik tembang).
Penilaian hasil kerja peserta didik (Fase 5)
a). Peserta didik secara berkelompok bergantian mendemontrasikan titilaras dan cakepan tembang gambuh laras pelog pathet nem.
b). Peserta didik bersama guru menanggapi hasil presentasi mengenai nembang gambuh tiap kelompok.
c). Guru dapat melakukan assesmen ketrampilan.
3). Evaluasi pengalaman belajar peserta didik (Fase 6)
a). Peserta didik dan guru mengevaluasi ketepatan titi laras yang disajikan oleh penyaji.
b). Peserta didik secara mandiri dan bernalar kritis mengerjakan asesmen formatif (pengetahuan)melalui google form.
c. Kegiatan penutup:
1). Peserta didik beserta guru merefleksikan kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan (4C).
2). Peserta didik secara mandiri mengerjakan posttest melalui wordwall untuk mengevaluasi pemaham peserta didik terhadap materi.
3). Sesuai jadwal yang disepakati, peserta didik diberikan rencana tindak lanjut yang berupa proyek video nembang gambuh laras pelog pathet nem secara individu dan di upload di Youtube sekolah.
4). Peserta didik bersama guru mengakhiri pembelajaran dengan do ‘ a dan salam.
Menyusun Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1-5 diatas, kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi Modul ajar, bahan ajar, LKPD, Instrument penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan literasi, penguatan Pendidikan karakter, dan kecakapan pada abad 21.
Alat yang digunakan dalam dalam proses pembelajaran adalah LCD, Laptop, HP, LKPD. Instrument yang digunakan dalam best practice ini ada 3 macam yaitu
instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi,
instrumen untuk melihat hasil belajar aspek pengetahuan melalui wordwall dan google form, instrument untuk melihat hasil belajar aspek keterampilan melalui demontrasi
HASIL KEGIATAN
Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari Best Practice ini sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran Materi tembang macapat khususnya pada materi membaca titilaras dan cakepan tembang macapat berlangsung secara aktif dan menyenangkan. Peserta didik sangat antusias serta aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ini memberikan ruang kepada siswa agar bisa lebih aktif dan ekspresif. Sehingga siswa lebih mudah dalam melagukan tembang macapat.
2. Pembelajaran materi tembang macapat juga disertai quiz pada aplikasi wordwall sebagai assesmen diagnostic kognitif yaitu pretest dan postest yang didalam memuat pertanyaan seputar materi yang dikemas seperti game sehingga pembelajaran menjadi menarik serta peserta didik menjadi senang. Tujuan dari penerapan aplikasi tersebut untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi dari awal sampai akhir pembelajaran. Dari hasil asesmen diagnostic kognitif yang didapat melalui pretest ke postest, mengalami peningkatan dari 24% menjadi 80%. Sehingga pemahaman siswa terhadap materi tembang macapat meningkat sebesar 56%.
Selain pretes dan postest, siswa juga menggunakan aplikasi google form untuk melakukan assessment formatif dengan tujuan untuk mengetahui nilai siswa terhadap pemahaman materi tembang macapat.
Hasil yang didapatkan dari assesmen formatif pengetahuan ini bahwa siswa yang mendapatkan nilai diatas KKTP sesuai dengan tujuan pembelajaran sebesar 87%, sedangkan Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKTP sebesar 13%. Dari penjelasan tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu memahami tentang tembang macapat.
Media pembelajaran E-Gamelan dapat membantu siswa lebih mudah untuk menerapkan dalam membaca tititlaras serta membuat siswa lebih tertarik dalam melagukan tembang macapat karena dinilai lebih gampang serta kreatif
Penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan juga media E-Gamelan meningkatkan kemampuan siswa dalam melagukan tembang secara signifikan.
Masalah Yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran ini yakni masih ada peserta didik yang masih cenderung malu dan kurang percaya diri dalam melagukan tembang macapat.
Cara Menghadapi Masalah
Agar peserta didik tidak kesulitan dalam pembelajaran tembang macapat yakni guru perlu memberikan contoh secara nyata dalam arti guru bisa melagukan tembang serta motivasi agar peserta didik bisa paham dan juga bisa mempraktekkan dengan baik dan benar. Guru harus memberikan semangat kepada siswa agar lebih termotivasi untuk belajar serta tumbuh rasa percaya diri dalam membaca titilaras atau melagukan tembang macapat
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
Pembelajaran dengan metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) layak dijadikan model pembelajaran materi tembang macapat pada mata pelajaran Bahasa Jawa, karena dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam melagukan tembang macapat. Dengan menggunakan metode pembelajaran tersebut kemampuan siswa dalam melagukan tembang macapat mengalami peningkatan yang signifikan.
Media E-Gamelan sangat menarik perhatian siswa, sehingga siswa lebih mudah dalam melagukan tembang macapat.
Penyusunan perangkat pembelajaran secara tepat dan sistematis, serta memasukkan teknologi dalam pembelajaran seperti PPT, video, google form serta wordwall dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam melagukan tembang macapat.
Dilihat dari segi assesmen, peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran tersebut. Peserta didik juga mempunyai rasa percaya diri bahwa ternyata dirinya mampu membaca titilaras atau melagukan tembang macapat dengan baik dan benar. Pada saat pembelajaran peserta didik juga sudah menunjukkan motivasi mereka dalam membaca titilaras secara aktif bersama kelompok dalam melagukan tembang. Hasil aksi ini cukup efektif karena dapat menumbuhkan sikap bergotong royong serta bernalar kritis untuk pembelajaran didalam kelas.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil best practice pada pembelajaran unggah tembang macapat khususnya dalam melagukan tembang macapat menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dan metode demonstrasi berikut disampaikan rekomendasi yang relevan:
1. Guru seharusnya tidak hanya mengacu pada materi yang ada dibuku pegangan saja akan tetapi juga harus berani melakukan inovasi dan kreatifitas pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang peserta didik dan situasi serta kondisi sekolahannya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan tujuan pembelajaran bisa terlaksana secara maksimal.
2. Peserta didik diharapkan lebih termotivasi dalam belajar agar penerapan metode pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan.
3. Sekolah, terutama kepala sekolah serta komponen didalamnya dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dan memanfaatkan media pembelajaran untuk menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik. Serta dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Padmosoekotjo, S. 1960. Ngrengrengan Kasusastran Djawa II. Yogyakarta: Hien Hoo Sing. Serat wulangreh anggitanipun Pakubuwana IV Poerwadarminta, W.J.S. 1939. BaoesastraDjawa. Batavia:J.B. Wolter
Suwarna, S. (2004). Peningkatan Keterampilan Melagukan Tembang Macapat dengan Media Kaset Audio dan Gamelan. Cakrawala Pendidikan, (2), 86026.
Artikel penelitian ini ditulis oleh Jazilatul Rakhmah,S.Pd