
Lenterainspiratif.id | Sidoarjo – Ditinggal buka bersama (bukber) pemiliknya, sebuah rumah di Sidoarjo terbakar pada Sabtu (8/5) petang. Diketahui rumah tersebut dibakar oleh bocah SMP sebagai pelampiasan akibat sering dimarahi oleh orang tuanya setelah kecanduan game online.
Kapolsek Candi Kompol Yulie Krisna mengatakan, rumah yang terbakar berada di Perum Citra Santoso Mandiri (CSM), di Desa Sidodadi, Kecamatan Candi. Rumah tersebut milik Andrian Ashrianto yang merupakan tetangga dari bocah SMP tersebut.
“Dari keterangan saksi-saksi warga sekitar peristiwa kebakaran pertama kali diketahui oleh warga. Yang melihat ada asap yang bersumber dari rumah tersebut. Warga sekitar kemudian melihat AFS (15) berada di dalam rumah,” kata Yuie, Senin (10/5/2021).
Pelaku pembakaran adalah AFS, seorang remaja yang masih duduk di bangku SMP. Dua mobil Damkar diterjunkan ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api. Rumah yang terbakar mengalami kerusakan yang cukup parah
“Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Kemudian kami mengamankan AFS ke Mapolsek Candi,” jelas Julie.
Waktu itu puluhan warga Perum CSM mendatangi Mapolsek Candi. Agar tidak terjadi hal yang tidak dinginkan, AFS diserahkan ke Mapolresta Sidoarjo .
Namun, saat di Mapolsek Candi, AFS mengaku bahwa ia bukan pelaku pembakaran rumah tersebut. Ia mengaku kepada petugas Unit PPA Polresta Sidoarjo sering dimarahi orang tuannya karena kecanduan game online.
“Informasi yang kami peroleh dari Unit PPA bahwa pelaku itu sering dimarahi oleh ibunya lantaran sering main game online. Namun kami tidak mengetahui persis game online seperti apa,” terang Yulie.
Saat kebakaran, ternyata AFS diketahui ada di dalam rumah yang terbakar. Rumah itu ludes terbakar diduga karena AFS membakar kasur di rumah itu. Ia membakar rumah tetangga diduga sebagai pelampiasan karena sering dimarahi orang tua karena main game online terus.
“Kemarin saat kejadian warga mengetahui bahwa anak tersebut di dalam rumah. Padahal rumah tersebut terkunci karena pemiliknya sedang keluar. Dia masuk dari mana warga juga tidak mengetahui,” terang Yulie. ( fi )