Lenterainspiratif.id | Banyuwangi – Meskipun ditengah situasi pandemi COVID-19, kegiatan Festival Pengantin Nusantara di Banyuwangi tetap digelar dengan protokol kesehatan yang ketat.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Rabu, (02/06/2021)
Selain sebagai bentuk pelestarian pengantin khas Banyuwangi, acara ini juga bertujuan melestarikan tata rias pengantin tradisional.
Sebanyak 18 penampil rias pengantin bergantian tampil di atas catwalk. Mereka menyuguhkan riasan dan baju khas pengantin Banyuwangi. Kegiatan ini digelar dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
“Kami setiap tahun rutin mengadakan kegiatan seperti ini. Perlu kami sampaikan bahwa HARPI Melati ini bukan hanya di Banyuwangi. Namun HARPI Melati ini pengantin nusantara. Namun kali ini kami mengusung Pengantin Using Banyuwangi yaitu Mupus,” ujar Ketua HARPI Banyuwangi Soeherman kepada wartawan.
Riasan pengantin Banyuwangi ada tiga macam dan sudah dikembangkan sejak tahun 1970. Diantaranya adalah Mupus Braen Blambangan, Sembur Kemuning dan Sekar Kedaton.
Oleh karena itu, dalam Festival Pengantin Nusantara digelar pula kegiatan pelatihan rias kepada perias pemula di Banyuwangi.
“Kita lakukan regenerasi kepada perias muda. Ini agar tidak punah dimakan zaman,” imbuhnya.
Wakil Bupati Banyuwangi H Sugirah menyampaikan terima kasih kepada HARPI dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi atas terselenggaranya acara tersebut.
“Keberagaman seni budaya yang ada di Banyuwangi ini perlu dilestarikan sebagai kekayaan daerah Banyuwangi. Kali ini kita semua melihat bahwa Banyuwangi hadir dengan daya tarik bagi wisatawan di luar sana, untuk dapat hadir ke Banyuwangi. Di tempat-tempat wisata nantinya kita berharap akan ada kegiatan-kegiatan seni budaya supaya wisatawan-wisatawan yang datang ke Banyuwangi akan tau bahwa Banyuwangi kaya akan seni dan budaya,” pungkasnya. ( suf )