LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto menggelar pelatihan guru berbasis literasi dan numerasi, Jumat, (14/10/2022). Kegiatan ini diinisiasi oleh LP2M UN Malang dengan menghadirkan guru di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri.
Sekretaris Dinas P dan K Kota Mojokerto Febri Emayanti mengatakan, kemampuan literasi dan numerasi tenaga pendidik di Kota Mojokerto perlu dibenahi. Hal itu merujuk dara dari rapor pendidikan Kota Mojokerto pada indikator A.1 dalam kemampuan literasi dan A.2 untuk kemampuan numerasi masih kurang.
“Oleh karena itu berbagai inovasi berbasis literasi dan numerasi sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di sini,” ucapnya yang mewakili Kepala Diknas P dan K Kota Mojokerto Amin Wachid dalam sambutan.
Ia menginginkan, agar semua peserta yang terdiri dari 42 SMPN dan 24 SDN Kota Mojokerto bisa mengikuti kegiatan dengan serius. Hingga memberikan manfaat di lingkungan sekolah, agar tercapai rapor pendidikan yang terpenuhi di segala indikator. Termasuk kemampuan literasi, dan numerasi.
“Pesan Pak Kadis, agar semua peserta semangat dan segala permasalahan atau kendala terkait literasi numerasi dapat disampaikan dan sharing bersama narasumber selama beberapa hari ke depan,” ia memungkasi.
Sementara itu, Kepalas Pusat Pendidikan LP2M Universitas Negeri Malang Prof. Dr. Endah Tri Priyanti menjelaskan, penggunaan multimedia seperti video, film, dan foto bisa dioptimalkan untuk membangun karakter siswa.
“Itu boleh digunakan semua, ini mampu membangun karakter anak-anak,” ujar Endah.
Selain itu, harus ada evaluasi yang dilakukan para pengajar agar menghasilkan kalimat yang utuh dan bisa dipahami. “Tidak hanya membaca saja. Agar bisa dikritisi secara utuh. Jika dilakukan dikelas berarti sudah masuk tahapan evaluasi,” ucapnya.
Terpisah, narasumber LP2M UN Malang Prof. Dr. H. Abdur Rahman As’ari menjelaskan, pihaknya berupaya memberikan penguatan terhadap cara peningkatan mutu literasi numerasi melalui sejumlah cara. Melalui stimulus, soal, maupun penalaran.
“Bisa berupa kalimat, gambar, diagram, desain grafik. Itu semua tergantung pertanyaan. Dalam pertanyaan-pertanyaan itu pula ada yang gampang karena jawaban di soal. Ada juga yang harus dioperasikan atau penalaran, jawabannya boleh benar boleh salah,” ia memungkasi. (Roe/adv)