Lenterainspiratif.id | Ternate – Front UMMU Bergerak melakukan aksi yang ketiga kalinya di halaman Kampus Muhammadiyah Maluku Utara, Kelurahan Gambesi, Kota Ternate Selatan, dengan tuntutan aksi menolak Pelatihan Pengembangan Karakter Kepemimpinan (P2KK) secara Online. Aksi pun di gelar pada pukul 08.00 Wit hingga berakhir pada pukul 15.00 Wit. Rabu (01/09/2021).
Di ketahui, aksi tersebut melibatkan mahasiswa UMMU Ternate, dengan di peralatkan 1 buah spanduk, 1 buah corong (pengeras suara) serta selembaran-selembaran propaganda.
Dalam penyampaian salah satu orator, Djul Fikram, mememinta agar rektor serta warek III agar segera keluar dari ruanganny, untuk melakukan hering secara langsung untuk memberikan keterangan sesuai dengan tuntutan massa aksi.
“Saya sampaikan dalam aksi kami ini bukan baru satu kali kami aksi, tetapi ini sudah tiga kali kami melakukan aksi. Maka dari itu saya minta kepada rektor UMMU serta Warek III agar keluar dari ruangannya dan temui kami, untuk menjelaskan tuntutan kami pada kesempatan saat ini,” teriak Fikram.
Amar sebagai Kordinator Aksi (Korlap), menyampaikan dalam propagandanya, bahwa dalam aksi tersebut menjadi Disorientasi kebijakan kampus Muhammadiyah Maluku Utara, dalam dasar pikirnya tentang P2KK secara online.
“Akibat dari kebijakan tersebut, mampu memutuskan hubungan secara emosional mahasiswa dalam pendidikan, tanpa sadar dengan sendirinya mengkorup hak mahasiswa baru yang ingin berkenalan dengan mahasiswa semester berjalan (Senior), secara langsung, agar bisa memahami tradisi intelektual murni tanpa ada intervensi dari birokrasi,” ucapnya.
Menurut Korlap, dalam situasi ini, Rektor UMMU serta wakil rektor III di yakini memiliki kontribusi dalam penyaluran ide tersebut, kata Amar, sebuah ide yang menunjukan kelemahan dalam berpikir dengan kapasitas sebagai pimpinan kampus Muhammadiyah Maluku Utara, sehingga tidak ada satupun mahasiswa yang di panggil untuk turut serta membahas kebijakan yang nantinya di terapkan untuk mahasiswa.
“Kegagalan ini adalah evaluasi kepada seluruh birokrasi kampus secara struktural agar mampu menciptakan Miskin Struktur (MS) dan Kaya Fungsi (KF), di sisi lain dampak dari P2KK online menciptakan pembatasan antara mahasiswa baru yang dalam Kategori ekonomi yang cukup dan ekonomi yang tidak cukup, sebab tidak ada jaminan dari kampus untuk memfasilitasi berjalannya kebijakan tersebut,” ujar Korlap.
“Untuk itu seluruh mahasiswa ummu wajib bersatu merespon ide komporador dari pihak kampus, sebab kita tidak di ajarkan untuk tidak selalu tunduk pada ketidaktahuan,” sambungnya.
Perlu di ketahui, aksi pun berkelanjutan dengan pemalangan ruang BAK UMMU. Dan ini beberapa tuntutan isu ;
1. Bentuk BEM Universitas
2. Tolak KKS di kampus
3. Stop pungli di kampus
4. Adakan perpustakaan di setiap fakultas
5. Tranparansi anggaran Kemendikbud
6. Tolak kuliah daring
7. Jika tuntutan ini tidak di indahkan, maka rektor wajib turun dari jabatannya. (Toks).